Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Uang Rp 2 Juta di Rekening Bank Milik Staf Desa yang Raib Saat Akan Diambil

Kompas.com, 12 Juni 2025, 06:57 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Sudarmin, staf di Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mendatangi Bank Jatim yang berada di Kecamatan Maospati untuk menanyakan nasib gajinya sebesar Rp 2 juta yang tiba-tiba raib.

Gajinya itu tiba-tiba raib saat akan ditarik di agen pengambilan uang pada 21 Maret 2025.

Dia mengaku gaji tersebut akan digunakan untuk memupuk tanaman padi miliknya.

“Sudah waktunya mupuk padi, tapi uangnya tidak bisa ditarik. Terpaksa nyari uang untuk mupuk. Kalau uangnya bisa ditarik ya bisa untuk mengembalikan,” ujarnya saat ditemui di Bank Jatim Unit Kecamatan Maospati, Rabu (11/5/2025).

Baca juga: Nahas, Gaji Rp 2 Juta Baru Masuk Rekening Pegawai Desa di Magetan, Tiba-tiba Raib Sehari Setelahnya

Sebelumnya, Sudarmin mengaku sudah menanyakan ke Bank Jatim perihal uangnya itu setelah Idul Fitri 2025. Namun, hingga saat ini belum diketahui keberadaan uangnya itu.

“Habis Lebaran kemarin, tapi katanya dari Bank Jatim sudah berhasil. Tapi tidak ada uangnya,” imbuhnya.

Costumer Service Bank Jatim Nabila mengatakan, dari hasil pelacakan transksi yang tercatat di buku tabungan Sudarmin, diketahui bahwa uang itu ditarik menggunakan agen pengambilan uang di desanya.

Baca juga: Terdampak Debu Pabrik Gula, Warga Desa Manis Rejo Magetan Mengeluh Sesak Napas

Namun, agen tersebut menyebut tidak ada saldo Rp 2 juta di rekening milik Sudarmin.

Meski demikian, Bank Jatim mencatat transaksi pengambilan uang itu berhasil. Bank penyedia agen itu juga menyatakan transaksi itu berhasil.

Nabila mengaku sudah melaporkan kasus tersebut.

"Sudah saya laporkan bulan April ternyata dari pusat mengajukan di divisi operasi. Dari divisi operasi itu melanjutkan ke banknya. Di bank itu transaksinya sukses. Jadi yang di agen itu harusnya sukses. Nah, agen itu seharusnya mengembalikan uang bapaknya sebesar Rp 2 juta itu, tapi bapaknya tanya ke agennya notasinya tidak ada uangnya,” katanya.

Terkait laporan Sudarmin yang kedua kalinya  karena belum ada kejelasan nasib uang gajinya yang Rp 2 juta tersebut, Nabila mengaku sudah kembali melaporkan ke kantor pusat dengan menyertakan bukti print dari transaksi di agen.

“Untuk kasus ini menunggunya 14 hari kerja di divisi pelayanan. Kalau di divisi pelayanan belum ada konfirmasi juga, saya akan menanyakan lagi adminnya di sana, biasanya dilanjutkan ke divisi operasi. Untuk menunggu divisi operasi itu 20 hari kerja,” ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau