Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak karena Sering Dilalui Truk ODOL Pengangkut Galian C, Warga di Magetan Tutup Jalan

Kompas.com, 5 Juni 2025, 11:56 WIB
Sukoco,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Warga Desa Tanjung Sepreh, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menutup jalan utama di desa mereka karena rusak parah dan menuntut perhatian dari pemerintah daerah untuk perbaikan.

Kepala Desa Tanjung Sepreh, Parno mengatakan, warga menuntut pemerintah daerah memperbaikan jalan di desa mereka yang rusak karena adanya janji perbaikan oleh kepala bagian infrastruktur OPD di Magetan.

“Dulu Pak Parlan kepala infrastruktur janji mau memperbaiki dengan anggaran dana alokasi khusus, namun sudah pensiun tidak ada tindakan,” ujarnya ditemui di lokasi jalan rusak, Desa Spreh, Rabu (4/6/2025).

Baca juga: Viral! Kades di Polewali Mandar Curhat ke Presiden Prabowo soal Jalan Rusak Puluhan Tahun

Parno menyampaikan, kerusakan jalan di desanya disebabkan oleh tingginya aktivitas truk pengangkut galian c yang melitas.

Dia mengaku akan menutup jalan sepanjang 3 kilometer di desanya hingga pemerintah daerah melakukan perbaikan.

Menurutnya, jalan di desa tetangga seperti Desa Temboro kualitasnya bagus.

“Rusak karena truk yang mengangkut tanah bermuatan berlebihan hingga jalan ambles. Ini saya tutup sampai ada perhatian dari pemerintah kabupaten. Tidak ada penutupan sementara, kita tutup terus sampai ada perhatian dari pemerintah kabupaten sampai ada pernyataan adanya perbaikan dari jalan, bahu jalan dan selokan,” ujarnya. 

Meski demikian, Parno mengatakan bahwa truk pengangkut tanah untuk bahan pembuatan genting akan diperbolehkan lewat karena mayoritas warga di Desa Tanjung Sepreh adalah pembuat genting.

“Kita tutup untuk truk galian c, kalau truk tanah untuk genting tetap boleh melintas,” ucapnya.

Baca juga: Siap-siap Tagih Janji Walkot Jambi Maulana: 100 Hari Kerja, 101 Titik Jalan Rusak Diperbaiki

Sementara itu, Edi Sumasang, Kepala Bidang Angkutan dan Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan mengatakan, dengan adanya protes dari warga, pihaknya akan melakukan razia terhadap truk pengangkut material galian c yang lewat dan akan meminta mereka kembali ke lokasi tambang untuk mengurangi muatan sesuai aturan.

Dia juga akan bersurat ke perusahaan tambang galian c agar truk memuat material sesuai denagn ketentuan.

"Tindakan kita akan meminta truk kembali ke lokasi untuk mengurangi muatan. Kita juga akan membuat surat ke perusahaan tambang untuk menertibkan kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan,” katanya.

Menanggapi aksi warga, Kepala Dinas PUPR Magetan, Muhtar Wahid mengatakan, pemerintah daerah sebetulnya telah melakukan perbaikan jalan sepanjang 3 kilometer yang menghubungkan Desa Tanjung Sepreh dengan jalan nasional tersebut.

Namun, jalan tersebut cepat rusak karena tingginta intensitas kendaraan pengangkut material.

Pihaknya juga telah berupaya melakukan perbaikan jalan dengan melibatkan sejumlah pihak.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau