BANGKALAN, KOMPAS.com - Ribuan siswa saat ini tengah mengikuti tahapan sistem penerimaan murid baru (SPMB) di tingkat SMA/SMK.
Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Provinsi Jawa Timur, Wilayah Bangkalan, memastikan bahwa seluruh tahapan SPMB tidak dikenakan biaya.
Moh Fauzi, Kasi Pendidikan Menengah Atas (PMA) dan Pendidikan Khusus serta Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) di Cabdindik Bangkalan, menegaskan bahwa SPMB terdiri dari empat tahap dengan tiga kali daftar ulang.
Empat tahap tersebut meliputi: tahap pertama pendaftaran jalur afirmasi, mutasi orangtua, dan prestasi lomba; tahap kedua untuk jalur prestasi akademik; tahap ketiga merupakan jalur domisili; dan tahap keempat adalah daftar ulang untuk pemenuhan kuota.
Baca juga: Dibagikan Online, Eri Cahyadi Klaim Tak Akan Ada Antrean Ambil PIN dalam SPMB SMP Surabaya
"Untuk sistem SPMB itu ada daftar ulang di setiap tahap. Total ada 4 tahap. Selesai tahap 1 ada waktu daftar ulang dan seterusnya. Semua itu gratis dan tidak dipungut biaya," ungkapnya pada Rabu (11/6/2025).
Fauzi menjelaskan bahwa biaya pelaksanaan SPMB sudah dianggarkan di masing-masing sekolah melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS), sehingga siswa yang mendaftar tidak akan dibebani biaya tambahan.
Namun, setelah siswa diterima, mereka diwajibkan membeli seragam dan atribut sekolah, yang tidak termasuk dalam tahapan SPMB.
"Seragam sekolah dan lainnya itu di luar sistem yang ada di SPMB," imbuhnya.
Baca juga: 15.000 Calon Siswa SMA/SMK di Jateng Belum Verifikasi Akun, SPMB Ditutup 12 Juni
Ia juga menekankan bahwa siswa tidak diwajibkan membeli seragam di sekolah, kecuali untuk seragam khas dan olahraga yang disediakan oleh sekolah.
"Untuk seragam, tidak ada kewajiban beli di sekolah," ujarnya.
Sementara itu, salah satu wali murid, Ningrum (36) dari Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, menyatakan rasa syukurnya karena seluruh tahapan SPMB dilaksanakan secara gratis.
Ia berharap sekolah memberikan keleluasaan dalam pembelian seragam, agar orang tua dapat membeli seragam putih dan coklat di pasar dengan harga lebih terjangkau.
"Kalau seragam khas dan olahraga tidak apa-apa beli di sekolah. Tapi kalau seragam putih dan coklat saya mau beli sendiri," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang