SURABAYA, KOMPAS.com - Viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan antrean panjang di beberapa SMA di Surabaya.
Video tersebut menunjukkan para orangtua siswa rela mengantre sejak pagi buta demi mendapatkan PIN pendaftaran Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur Aries Agung Paewai mengklarifikasi bahwa antrean panjang yang viral di media sosial itu hanya terjadi di hari pertama dan kedua pengambilan PIN SPMB.
Baca juga: Sekda Jabar Pastikan SPMB 2025 Adil, Disdik Akan Anulir Peserta yang Curang
Hal tersebut dikarenakan adanya kepanikan dan ketakutan orangtua siswa tidak dapat PIN. Padahal, jangka waktu pengambilan PIN masih panjang.
“Kemarin saya keliling di sekolah-sekolah di Surabaya rata-rata jam 14.00 WIB sudah selesai dan kosong tidak ada lagi yang mengambil PIN, padahal kita buka sampai jam 16.00 WIB,” jelas Aries saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/6/2025).
Baca juga: Viral Wali Murid Antre Sejak Subuh dan Bergantian Jaga Ambil PIN SPMB SMA di Surabaya
Ia menuturkan, waktu pengambilan PIN SPMB sebenarnya cukup panjang dan fleksibel, dimulai sejak tanggal 2 hingga 13 Juni 2025.
Pengambilan PIN pun bisa dilakukan di sekolah terdekat, tidak harus di sekolah tujuan.
“Setiap hari dilayani dari jam 07.00 dan jam 08.00 sampai dengan jam 16.30 WIB,” tuturnya.
Menurutnya, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa pengambilan PIN tidak harus dilakukan di sekolah tujuan.
Namun, bisa di sekolah sesuai wilayah rayon tempat tinggal sehingga tidak terjadi penumpukan.
“Pengambilan PIN bisa dilakukan di lima sekolah sesuai wilayah rayonnya sehingga tidak perlu ada penumpukan dan semua sudah disosialisasikan di media sosial dan media resmi SPMB Jatim,” ujarnya.
Ia berharap, ke depannya masyarakat dapat lebih proaktif dalam memperbarui informasi sehingga kejadian serupa tidak berulang lagi.
“Tidak perlu panik karena waktunya sangat panjang dan tidak akan ada calon murid yang tidak mendapatkan PIN karena pasti terlayani,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang