Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H-1 Idul Adha, Sapi Warga Bangkalan Diborong Presiden, Totalnya 4 Ekor

Kompas.com, 5 Juni 2025, 13:11 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Jelang hari raya Idul Adha, Presiden Prabowo Subianto membeli sapi di sejumlah wilayah.

Di Bangkalan, terdapat sebanyak 4 ekor sapi berukuran jumbo yang dibeli oleh presiden melalui Sekretariat Negara (Setneg).

Kepala Dinas Peternakan Bangkalan, Iskandar Ahadiyat membenarkan hal tersebut.

Permintaan tiga sapi tambahan itu sudah ada sejak beberapa minggu yang lalu, tetapi baru mendapatkan keputusan dua hari lalu.

"Untuk tahun ini total ada 4 sapi yang dibeli presiden. Yang satu Bimo kemarin itu dan ada tiga tambahan lagi. Semuanya milik Pak Jamil Achmadi," ungkapnya, Kamis (5/6/2025).

Baca juga: Sepi Pembeli, Harga Sapi Kurban di Ponorogo Anjlok hingga Rp 1,5 Juta Jelang Idul Adha

Ia mengatakan, tiga sapi tambahan itu akan disebar ke sejumlah pondok pesantren, di antaranya, Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Pondok Pesantren Kepang, dan pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan.

"Untuk pendistribusian dagingnya kami serahkan sepenuhnya pada pihak pesantren untuk dikelola sendiri," ujarnya. 

Sementara itu, pemilik sapi, Jamil Achmadi (38), warga Dusun Tlempok, Desa Katol Timur, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan mengaku tidak menyangka sapi miliknya diborong presiden.

"Kami baru dihubungi oleh Setneg kemarin (4/6/2025). Alhamdulillah kami tidak menyangka sapi-sapi kami laku semua," ujarnya, Kamis (5/6/2025).

Tiga sapi itu memiliki jenis dan bobot yang berbeda, yakni simmental dengan bobot 898 kilogram, persilangan madura cross dan angus seberat 800 kilogram dan sapi limosin seberat 900 kilogram.

"Pembeliannya memang mendadak, bahkan pelunasannya juga baru nanti sore. Untuk sapinya hari ini kami distribusikan ke pondok-pondok," ucap Jamil.

Baca juga: Sapi Kurban Presiden Prabowo Sempat Terjebak Lumpur Saat Dipindah ke Atas Truk

Ia mengaku bangga, sapi peliharannya dibeli oleh presiden. Apalagi, sapi yang dibeli bukan hanya satu.

"Awalnya hanya sapi bimo, Alhamdulillah nambah tiga. Jadi semuanya 4 ekor. Untuk harga tentu dibawah bimo, saya juga beri diskon karena diborong. Saya sangat bangga bisa dibeli oleh presiden," tuturnya.

Jamil mengaku, sapi-sapi berukuran besar itu selain harus dirawat secara ekstra, pakannya pun harus banyak. Biaya perawatannya cukup tinggi dibandingkan sapi biasa.

"Sebelum laku itu saya sempat mau bawa ke Pontianak karena biaya perawatannya sudah membengkak. Alhamdulillah ternyata dibeli presiden, ini semua berkat doa umik (ibu) saya, karena beliau juga bantu cari pakan," katanya. 

Sementara itu, salah satu penerima, Ketua PCNU Bangkalan, KH Muhammad Makki Nasir mengaku bersyukur bisa mendapatkan sapi dari presiden.

"Alhamdulillah terima kasih Pak Prabowo. Lebaran Idul Adha ini juga menjadi momen untuk semakin mempererat jalinan persaudaraan di antara kita," ujar dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau