Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersatu Dukung Garuda, Eratkan Ikatan Ayah dan Anak Lewat Nobar Timnas

Kompas.com, 4 Juni 2025, 22:49 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ada yang berbeda dari ajang nonton bareng (nobar) laga timnas Indonesia melawan China di Surabaya pada Kamis (5/6/2025) malam.

Bukan sekadar menyaksikan laga penting lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia saja, namun juga menjadi bagian dari gerakan besar yang mengedepankan peran keluarga, khususnya ayah.

Kemendukbangga/BKKBN Jawa Timur menggelar nobar gratis lengkap dengan merchandise, snack dan doorprize untuk 10 orang beruntung.

Baca juga: Pentolan Suporter Persebaya Yakin Indonesia Menang Lawan China

Namun, di balik euforia mendukung tim asuhan pelatih Patrick Kluivert terselip misi mulia yaitu memperkuat peran ayah dalam keluarga melalui program GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia).

Ketua Tim Umum dan BMN, Iwan Yulianto, menjelaskan alasan di balik pemilihan format nobar yang melibatkan keluarga, bukan hanya individu atau komunitas bola semata.

"Karena sebagian besar penggemar sepak bola itu bapak-bapak, jadi sasaran kami menyelaraskan salah satu program kami, GATI, Gerakan Ayah Teladan Indonesia."

"Nah, kami melihat sebuah fenomena kalau fatherless di Indonesia khususnya cukup besar," ujar pria yang biasa disapa Iwan itu kepada Kompas.com.

"kami punya inisiatif dan kebetulan ada momentum di mana kami harapkan bisa nonton bareng bersama keluarga untuk merekatkan kembali hubungan antara anak dan bapaknya," imbuhnya.

Baginya, nobar Indonesia vs China ini bukan semata hiburan, tetapi langkah awal membangun keterlibatan ayah dalam kehidupan anak-anaknya yang menjadi sebuah gerakan dari hal sederhana menuju perubahan yang lebih besar.

Baca juga: Timnas Indonesia Vs China: Branko Ivankovic Tahu GBK Kandang yang Gila

"Ya kita mulai dari hal kecil dulu lah untuk konsep yang lebih besar," katanya.

Kini dengan acara norbar tersebut, respon masyarakat pun sangat antusias. Dengan sistem pendaftaran melalui barcode, panitia menargetkan 500 peserta dan jumlah itu nyaris terpenuhi sehari sebelum acara berlangsung.

"Alhamdulillah sejauh ini sudah 400an hampir 500 orang. Insyaallah sampai waktu on the spot kami memastikan lebih dari 500," ujar Iwan Yulianto.

Menariknya, peserta nobar datang dari berbagai kalangan. Tak hanya keluarga umum, tetapi juga komunitas pencinta sepak bola.

"Jadi yang memastikan hadir itu ada dari Ultras Garuda Surabaya dan masyarakat umum. Yang nobar ini kalangan umum," sambungnya.

Selain itu pada nobar ini, akan dirangkai dengan sesi sosialisasi yang ringan dan mudah dicerna. Mebahas materi seputar peran ayah dalam keluarga akan disampaikan oleh narasumber yang terlibat langsung dalam program GATI.

"Jadi sebelum nobar sebagai acara intinya, akan ada sosialisasi dengan menggaet narasumber yang berkaitan dengan GATI yang penyampaiannya lebih ringan, sederhana, dan mengena," kata pria asal Surabaya itu.

Baca juga: Prediksi Timnas Indonesia Vs China: 1-0 Cukup, yang Penting 3 Angka

"Agar penonton dapat menerima dengan mudah karena sasarannya kan masyarakat umum, kalau sosialisasi biasa kan banyak di orang-orang tingkat pelajar," sambungnya.

Seperti diketahui program GATI merupakan langkah strategis pemerintah dalam membentuk generasi emas 2045.

Diinisiasi oleh Kemendukbangga/BKKBN, sebuah gerakan menekankan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan tidak hanya sebagai penyedia nafkah, tetapi sebagai figur utama dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam upaya pencegahan stunting.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau