Salin Artikel

Bersatu Dukung Garuda, Eratkan Ikatan Ayah dan Anak Lewat Nobar Timnas

Bukan sekadar menyaksikan laga penting lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia saja, namun juga menjadi bagian dari gerakan besar yang mengedepankan peran keluarga, khususnya ayah.

Kemendukbangga/BKKBN Jawa Timur menggelar nobar gratis lengkap dengan merchandise, snack dan doorprize untuk 10 orang beruntung.

Namun, di balik euforia mendukung tim asuhan pelatih Patrick Kluivert terselip misi mulia yaitu memperkuat peran ayah dalam keluarga melalui program GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia).

Ketua Tim Umum dan BMN, Iwan Yulianto, menjelaskan alasan di balik pemilihan format nobar yang melibatkan keluarga, bukan hanya individu atau komunitas bola semata.

"Karena sebagian besar penggemar sepak bola itu bapak-bapak, jadi sasaran kami menyelaraskan salah satu program kami, GATI, Gerakan Ayah Teladan Indonesia."

"Nah, kami melihat sebuah fenomena kalau fatherless di Indonesia khususnya cukup besar," ujar pria yang biasa disapa Iwan itu kepada Kompas.com.

"kami punya inisiatif dan kebetulan ada momentum di mana kami harapkan bisa nonton bareng bersama keluarga untuk merekatkan kembali hubungan antara anak dan bapaknya," imbuhnya.

Baginya, nobar Indonesia vs China ini bukan semata hiburan, tetapi langkah awal membangun keterlibatan ayah dalam kehidupan anak-anaknya yang menjadi sebuah gerakan dari hal sederhana menuju perubahan yang lebih besar.

"Ya kita mulai dari hal kecil dulu lah untuk konsep yang lebih besar," katanya.

Kini dengan acara norbar tersebut, respon masyarakat pun sangat antusias. Dengan sistem pendaftaran melalui barcode, panitia menargetkan 500 peserta dan jumlah itu nyaris terpenuhi sehari sebelum acara berlangsung.

"Alhamdulillah sejauh ini sudah 400an hampir 500 orang. Insyaallah sampai waktu on the spot kami memastikan lebih dari 500," ujar Iwan Yulianto.

Menariknya, peserta nobar datang dari berbagai kalangan. Tak hanya keluarga umum, tetapi juga komunitas pencinta sepak bola.

"Jadi yang memastikan hadir itu ada dari Ultras Garuda Surabaya dan masyarakat umum. Yang nobar ini kalangan umum," sambungnya.

Selain itu pada nobar ini, akan dirangkai dengan sesi sosialisasi yang ringan dan mudah dicerna. Mebahas materi seputar peran ayah dalam keluarga akan disampaikan oleh narasumber yang terlibat langsung dalam program GATI.

"Jadi sebelum nobar sebagai acara intinya, akan ada sosialisasi dengan menggaet narasumber yang berkaitan dengan GATI yang penyampaiannya lebih ringan, sederhana, dan mengena," kata pria asal Surabaya itu.

"Agar penonton dapat menerima dengan mudah karena sasarannya kan masyarakat umum, kalau sosialisasi biasa kan banyak di orang-orang tingkat pelajar," sambungnya.

Seperti diketahui program GATI merupakan langkah strategis pemerintah dalam membentuk generasi emas 2045.

Diinisiasi oleh Kemendukbangga/BKKBN, sebuah gerakan menekankan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan tidak hanya sebagai penyedia nafkah, tetapi sebagai figur utama dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam upaya pencegahan stunting.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/06/04/224920478/bersatu-dukung-garuda-eratkan-ikatan-ayah-dan-anak-lewat-nobar-timnas

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com