Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Korban Korupsi BSPS di Sumenep, Pak Asi: Hanya Dimintai KTP dan Diberi Uang Rp 1 Juta

Kompas.com, 23 Mei 2025, 08:56 WIB
Nur Khalis,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Bagi Pak Asi (54), mengikuti aksi demonstrasi di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep, Jawa Timur, adalah pengalaman pertama sepanjang hidupnya.

Dengan kedua tangan yang gemetar dan wajah yang gugup, warga Kecamatan Dungkek ini memberanikan diri memegang pengeras suara, dan dengan terbata-bata menyampaikan keluh kesahnya.

Di hadapan Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus dan Kasi Intelijen Kejari Sumenep, dia menyatakan bahwa dirinya adalah korban dari program Bantuan Stimulan Pembangunan Swadaya (BSPS) tahun 2024, Kamis (22/5/2025).

"Iya, saya dipanggil ke balai desa, dimintai KTP dan diberi uang Rp 1 juta, sudah tidak ada lagi," ungkap Asi dengan gemetar.

Baca juga: Desak Tidak Tebang Pilih Usut Korupsi BSPS, Warga Kembali Demo Kejari Sumenep

Asi mengisahkan, upaya untuk menanyakan bantuan BSPS tahun 2024 pada pemerintah desa tidak pernah digubris.

Hingga dirinya memberanikan diri ikut demonstrasi di depan kantor Kejari.

"Saya pegang buku rekening, tapi tidak pernah menarik uang apa pun," keluhnya.

Baca juga: 100 Penerima BSPS Sumenep Diperiksa Kejati, Penyidik Butuh Bantuan Penerjemah

Saat berorasi di depan kantor Kejari, wajah Asi terasa begitu tegang.

Alis tipisnya, di antara kulit wajah yang legam, nyaris bersentuhan. Matanya yang kecokelatan terus fokus memperhatikan sekitar.

Asi tampak begitu antusias mengikuti jalannya aksi.

Baginya, demonstrasi menjadi cara terakhir untuk menceritakan keluh kesahnya kepada orang lain, termasuk di depan penegak hukum.

Di tengah aksi demonstrasi yang berlangsung, setelah berorasi, Asi menyempatkan duduk di tepian fondasi semen di pintu masuk utama kantor Kejari.

Dia berusaha menenangkan diri. Namun, ketegangan di wajahnya tidak sepenuhnya pergi.

Saat jeda demonstrasi, di seberang jalan, tepat di depan kantor Kejari, Asi duduk dan lantas bercerita lebih banyak lagi.

Pak Asi (54) saat memegang pengeras suara dan berorasi di depan kantor Kejari Sumenep. KOMPAS.com/ Nur Khalis Pak Asi (54) saat memegang pengeras suara dan berorasi di depan kantor Kejari Sumenep.
Dirinya meyakini, bantuan program BSPS yang menjadi haknya telah dipindahkan kepada penerima lainnya.

Dia hanya menerima kartu ATM, buku rekening, dan uang senilai Rp 1 juta.

"Uang Rp 1 juta itu saya terima saat dikumpulkan di balai desa. Itu kedua kalinya (dikumpulkan)," terangnya.

Setahu Asi, hanya dirinya yang mendapatkan uang senilai Rp 1 juta dari program BSPS, sedangkan penerima manfaat yang lain menerima senilai Rp 2,5 juta.

Setelah kasus korupsi BSPS mencuat, tiga orang perangkat desa Dungkek berusaha mencari jalan damai dengan menemui Asi sebagai korban. Namun, dia menolaknya.

"Mereka, perangkat desa, menemui saya sekitar setengah bulan lalu, sebelum Kades dan keluarganya berangkat ke Tanah Suci Mekkah," jelasnya.

Baca juga: Kades di Sumenep Minta Menteri PKP Maruarar Klarifikasi soal Dugaan Korupsi BSPS

"Seingat saya, namanya Ilyas, Samsuri, dan Embu. Mereka semuanya perangkat desa. Satu adalah kepala dusun (Kadus), hanya minta damai saja, tidak memberikan apa pun," urainya.

Asi tidak mengetahui secara pasti apa yang mendorong perangkat desa meminta damai terkait program BSPS tahun 2024.

Namun, dia mendengar dari warga bahwa program BSPS tahun 2024 sedang menjadi sorotan.

"Katanya karena ada laporan dari pusat dan diterima langsung oleh kepala desa," ujar Asi.

Setelah aksi demonstrasi selesai, Asi tidak berharap banyak.

Menurutnya, sudah tidak mungkin akan menerima bantuan perbaikan rumah yang telah dialihkan ke penerima lain.

Namun, bagi Asi, Tuhan telah memberikan cara lain untuk berkeluh kesah dengan cara yang tidak pernah dia sangka dan tidak pernah dia lakukan sebelumnya, berdemonstrasi di depan kantor Kejari.

"Kalau ada proses hukum, saya dukung," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau