SURABAYA, KOMPAS.com - Di balik setiap hidangan, ada sepotong kenangan.
Untuk itu, bagi Chef Tommaso Gonfiantini, makanan bukan sekadar santapan, melainkan potongan kenangan masa kecil yang sarat rasa dan aroma.
Berasal dari rumah, tempat ia tumbuh bersama cinta dan cerita keluarga.
"Ada aroma yang tidak pernah benar-benar hilang dari ingatan saya," katanya kepada jurnalis, termasuk Kompas.com.
Baca juga: Ini Syarat Buka Lapak Hewan Kurban di Surabaya
Kini, melalui program menu spesial dua bulanan Chef Tommaso’s Famiglia Recipe, ia mengajak tamunya di Osteria GIA Surabaya menyelami dunia kecilnya yang penuh makna.
Terdiri dari empat hidangan yang dipilih dari momen-momen paling istimewa dalam hidupnya, menu ini menjadi bentuk penghormatan kepada sang ibu dan nenek, sosok yang menanamkan cinta pada dapur dan masakan.
“Dan hampir tiap musim panas dan musim dingin mereka memasaknya,” imbuhnya.
Salah satu menu spesial kenangan masa kecil karya Chef Tommaso Gonfiantini yang dapat dinikmati di Osteria Gia Surabaya.Salah satu hidangan pembuka adalah Golden Crochetta, perpaduan daging bebek dan ayam yang digoreng renyah, disajikan dengan saus chervil-chive segar.
Renyah di luar, lembut di dalam, membuat menu ini mengingatkannya pada momen pertama kali ia mulai menyukai ayam, lengkap dengan tekstur yang menyenangkan.
Lalu ada Scallop Aglio Olio, linguine dengan white wine, asparagus, dan bottarga.
Terinspirasi dari liburan musim panasnya di Forte dei Marmi, menu ini menyimpan kenangan pertama saat ia jatuh cinta pada scallop.
Baca juga: Ikan Mati Massal di Kali Surabaya Diduga akibat Pencemaran
“Tiap suapan dari hidangan ini adalah sapaan manis dari laut dan matahari,” kata Chef Tommaso Gonfiantini.
Selanjutnya, yang paling menyentuh adalah Wagyu Peposo e Polenta, di mana daging wagyu shin shank dimasak perlahan selama 12 jam dengan lada hitam, disandingkan dengan polenta taleggio.