BANGKALAN, KOMPAS.com - Kasus penganiayaan yang dialami AS (15) siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur terus bergulir.
Polisi telah memanggil sebanyak 6 saksi untuk mendalami perundungan terhadap siswa di bawah umur itu.
Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono mengatakan saat ini pihaknya sudah memanggil sebanyak 6 saksi atas kasus tersebut.
Polisi juga telah menaikkan status kasus itu ke penyidikan.
"Sudah naik ke penyidikan. Hingga kini kami sudah periksa enam saksi," kata Hendro, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: AKP Hariadi, Tersangka Penganiayaan Warga Semarang Sampai Meninggal, Disebut Masih Anggota Polri
Selain itu, dari hasil pemeriksaan visum, korban mengalami sejumlah luka memar selaput mata kiri dan kanan, leher dan pelipis mata kanan.
Diduga, luka itu diakibatkan hantaman benda tumpul.
Polisi juga menduga, pelaku aksi penganiayaan terhadap AS bukan hanya satu orang.
Apalagi, dalam video penganiayaan itu polisi melihat ada banyak orang yang terlibat.
"Untuk dugaan sementara tidak hanya dilakukan oleh satu pelaku," imbuhnya.
Baca juga: Diburu Polisi dan Tim K9, Pelaku Penganiayaan di Dharmasraya Serahkan Diri ke Tokoh Masyarakat
Selain itu, penyidik juga masih mendalami hubungan dari sejumlah orang yang ada di dalam video itu dengan pelaku.
Sebab, dalam video terlihat, terdapat sejumlah orang dewasa yang membiarkan aksi pemukulan itu terjadi.
"Untuk hubungannya apa masih kami dalami," tuturnya.
Hendro juga mengungkapkan, aksi penganiayaan itu bermula saat di sekolah itu terdapat razia rambut panjang bagi anak laki-laki.
Baca juga: Kesehatan Bocah Korban Penganiayaan Ibu dan Kekasih di Kebayoran Baru Mulai Membaik
Pelaku yakni IS (15) yang merupakan teman sekelas korban diduga lolos dari razia itu.
Akibatnya, AS berinisiatif memotong rambut IS.
"Lalu keesokan harinya, pelaku dan kerabat atau keluarganya itu melakukan pengadangan terhadap korban dan melakukan penganiayaan. Itu yang kami dalami saat ini," pungkasnya.
Dalam laporan polisi, terduga pelaku yang dilaporkan yakni merupakan ayah, ibu, kakak dan kerabat pelaku.
Diduga, mereka bekerjasama mendatangi korban dan melakukan pengeroyokan di depan gerbang sekolah itu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang