Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerai Es Krim Beralkohol di Surabaya Kembali Beroperasi, Kuasa Hukum: Bukan Alkohol Berkadar Tinggi

Kompas.com, 19 Mei 2025, 18:41 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Gerai es krim beralkohol di Surabaya yang sempat viral dan disegel Satpol PP, kini kembali beroperasi di pusat perbelanjaan Surabaya Barat.

Usaha tersebut, dibentuk Dino Wijaya dan Hariyanto, kini melalui kuasa hukumnya, Feldo Daniel Keppy menjelaskan es krim yang dijual bukan mengandung alkohol berkadar tinggi.

"Es krim yang kami jual, sudah kami cek ke laboratorium, kandungan alkoholnya ada yang hanya 1 persen, 2,2 persen. Pokoknya tidak ada yang sampai 4 persen. Jadi kalau di luar ada yang menyebut sampai 40 persen itu salah besar," tegas Feldo, Senin (19/5/2025).

Baca juga: Granat Jatim Desak Pemkot Surabaya Proses Hukum Pengusaha Es Krim Alkohol, Termasuk Mal Penyedia Tenant

Feldo menuturkan, kehebohan soal es krim mengandung alkohol di Surabaya itu, bermula saat kliennya bermaksud melakukan strategi marketing dengan mengundang food vlogger ketika mengikuti pameran kuliner.

Namun, yang meladeni food vlooger itu karyawan berhijab.

Walhasil, saat video tersebut di media sosial banyak netizen yang menghujat.

Komentar-komentar miring pun tak bisa dibendung.

Satpol PP Surabay pun langsung turun tangan dan melakukan penyegelan.

Anggota Dewan juga ikut berkomentar. Usaha itu dituding tidak memiliki izin.

"Padahal memang gak ada aturannya. Yang ada aturan izin alkohol produk minuman, waktu kami buka juga sempat ingin mengurus izin tapi ditolak, sebab es krim termasuk makanan," terang Feldo.

Baca juga: Denda Rp 300.000 Dinilai Tidak Beri Efek Jera, Legislator Surabaya Minta Izin Es Krim Alkohol Tetap Dibatalkan

Ia memastikan, gerai es krim beralkohol kliennya diizinkan beroperasi kembali, karena sudah melewati semua peninjauan. Termasuk sidang tindak pidana ringan.

Meskipun demikian, gerai tersebut tetap harus memenuhi sejumlah persyaratan. Dilarang melakukan iklan di media apapun.

Di tenant mereka juga diharuskan tulisan non halal dan 21+.

Selain itu, harus melengkapi izin Cara Produksi Olahan Pangan yang Baik (CPOPB).

Keputusan ini sedang dipenuhi oleh pemilik usaha. Dino dan Hariyanto sedang berusaha bisnis mereka bergeliat kembali.

Baca juga: Gerai Es Krim yang Pernah Jual Produk Beralkohol Sudah Buka Lagi tapi Diawasi Pemkot Surabaya

Sebab, saat viral usaha mereka sempat harus tutup selama 20 hari. Bahkan pegawai mereka terpaksa sempat harus dirumahkan.

"Klien kami kan berusaha, tapi tolong jangan dibuat gaduh, jangan dipersulit. Kalau pun memang ada kekurangan pasti akan kami benahi, tapi tolong jangan dimatikan usahanya," kata Feldo.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Gerai Es Krim Beralkohol di Surabaya Beroperasi Kembali, Kuasa Hukum : Tolong Jangan Dibuat Gaduh.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau