BANYUWANGI, KOMPAS.com - Peribahasa air susu dibalas dengan air tuba pernah dirasakan secara nyata oleh Alwi, seorang sopir bus antarkota jurusan Banyuwangi-Merak.
Pria asal Cirebon, Jawa Barat itu pernah merasakan bagaimana ketika perbuatan baik dan niat tulusnya dibalas dengan sebuah fakta yang membuatnya cukup kecewa.
"Waktu itu ada seorang perempuan, naik bus saya dari Cibitung (Bekasi) ke Probolinggo (Jawa Timur)," kata Alwi mengawali kisahnya.
Perempuan itu naik menggunakan tiket resmi menumpang bus non-ekonomi yang dikemudikannya. Dari Cibitung, bus meluncur dengan nyaman membelah jalanan.
Baca juga: Kisah Sopir Bis yang Berhasil Lepas dari Jerat Narkoba
Singkat cerita, setelah perjalanan panjang, saat bus mulai mengaspal di area Surabaya, perempuan itu menangis kencang dan mengatakan bahwa ia kehilangan uang sebesar Rp 2 juta yang ia bawa di tasnya selama perjalanan menumpang bus itu.
Alwi dan awak busnya yang terdiri dari sopir cadangan dan mekanik berupaya menenangkan perempuan yang tampak shock itu.
Karena belum ada kesempatan mengecek CCTV yang ada di dalam bus, Alwi memutuskan memberi perempuan itu sedikit ongkos perjalanan yang dapat digunakan setibanya di tempat tujuan.
Merogoh uang dari kantongnya sendiri dengan ikhlas, Alwi dibuat membeku karena usai perempuan itu turun, penumpang yang duduk di sebelahnya menceritakan kejadian sebenarnya.
"Penumpang sebelahnya yang tujuan Jember bilang ke saya, perempuan itu memang tak punya uang, tadi dengar pas teleponan," ujar Alwi.
Baca juga: Cerita Mulyana, Sopir Bus AKAP Dipalak Preman, Pintu Digedor-gedor sampai Diancam Digembosi
Kebohongan itu semakin kuat ketika ia melakukan pengecekan CCTV, dan tak mendapati satu penumpang pun melakukan tindakan mencurigakan di area duduk si penumpang perempuan tersebut.
Sadar dibohongi, Alwi sempat jengkel. Ia menyayangkan bagaimana kebohongan itu bisa dilakukan dengan air mata yang tampak nyata seolah-olah ia menjadi korban pencurian, hingga melibatkan orang banyak sebagai tertuduh meski faktanya tak demikian.
Sempat butuh waktu bagi Alwi untuk meredakan kejengkelannya, namun itu tak berlangsung lama.
Ia sempat terkejut kala perempuan itu ternyata masih menumpang busnya meski pernah berbohong kepadanya, ia tak menaruh dendam.
"Saya tidak menegurnya selama perjalanan, hanya pas turun saja saya bercandain, barangnya tidak hilang lagi mbak?" kenang Alwi yang membuatnya tertawa kecil.
Menurutnya, jika pun penumpangnya itu benar membohongi dirinya, itu adalah urusan si perempuan dengan Tuhan, tidak melunturkan niat baik yang sudah dia lakukan.