Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alwi, Sopir Bus yang Teguh Bantu Sesama meski Pernah Ditipu

Kompas.com, 16 Mei 2025, 09:12 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Peribahasa air susu dibalas dengan air tuba pernah dirasakan secara nyata oleh Alwi, seorang sopir bus antarkota jurusan Banyuwangi-Merak.

Pria asal Cirebon, Jawa Barat itu pernah merasakan bagaimana ketika perbuatan baik dan niat tulusnya dibalas dengan sebuah fakta yang membuatnya cukup kecewa.

"Waktu itu ada seorang perempuan, naik bus saya dari Cibitung (Bekasi) ke Probolinggo (Jawa Timur)," kata Alwi mengawali kisahnya.

Perempuan itu naik menggunakan tiket resmi menumpang bus non-ekonomi yang dikemudikannya. Dari Cibitung, bus meluncur dengan nyaman membelah jalanan.

Baca juga: Kisah Sopir Bis yang Berhasil Lepas dari Jerat Narkoba

Singkat cerita, setelah perjalanan panjang, saat bus mulai mengaspal di area Surabaya, perempuan itu menangis kencang dan mengatakan bahwa ia kehilangan uang sebesar Rp 2 juta yang ia bawa di tasnya selama perjalanan menumpang bus itu.

Alwi dan awak busnya yang terdiri dari sopir cadangan dan mekanik berupaya menenangkan perempuan yang tampak shock itu.

Karena belum ada kesempatan mengecek CCTV yang ada di dalam bus, Alwi memutuskan memberi perempuan itu sedikit ongkos perjalanan yang dapat digunakan setibanya di tempat tujuan.

Merogoh uang dari kantongnya sendiri dengan ikhlas, Alwi dibuat membeku karena usai perempuan itu turun, penumpang yang duduk di sebelahnya menceritakan kejadian sebenarnya.

"Penumpang sebelahnya yang tujuan Jember bilang ke saya, perempuan itu memang tak punya uang, tadi dengar pas teleponan," ujar Alwi.

Baca juga: Cerita Mulyana, Sopir Bus AKAP Dipalak Preman, Pintu Digedor-gedor sampai Diancam Digembosi

Kebohongan itu semakin kuat ketika ia melakukan pengecekan CCTV, dan tak mendapati satu penumpang pun melakukan tindakan mencurigakan di area duduk si penumpang perempuan tersebut.

Sadar dibohongi, Alwi sempat jengkel. Ia menyayangkan bagaimana kebohongan itu bisa dilakukan dengan air mata yang tampak nyata seolah-olah ia menjadi korban pencurian, hingga melibatkan orang banyak sebagai tertuduh meski faktanya tak demikian.

Sempat butuh waktu bagi Alwi untuk meredakan kejengkelannya, namun itu tak berlangsung lama.

Ia sempat terkejut kala perempuan itu ternyata masih menumpang busnya meski pernah berbohong kepadanya, ia tak menaruh dendam.

"Saya tidak menegurnya selama perjalanan, hanya pas turun saja saya bercandain, barangnya tidak hilang lagi mbak?" kenang Alwi yang membuatnya tertawa kecil.

Menurutnya, jika pun penumpangnya itu benar membohongi dirinya, itu adalah urusan si perempuan dengan Tuhan, tidak melunturkan niat baik yang sudah dia lakukan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau