Selain bekerja sebagai tukang, Muayatur juga memiliki sepetak sawah yang disewakan kepada orang lain.
Uang yang diperoleh dari penyewaan sawah tersebut turut membantu mengumpulkan dana untuk mendaftar haji pada 2012.
"Pendapatan dari menjahit itu enggak tentu. Tapi Alhamdulillah masih ada sebidang sawah, yang meskipun ukurannya tidak terlalu luas tetapi sangat membantu saya,” jelasnya.
Baca juga: Nesha Kharisma Putri, Remaja Desa dari Purworejo yang Tembus PTN berkat Prestasi Voli
Muayatur juga menceritakan bahwa suaminya telah tiada.
Saat ini, ia merawat keponakannya yang telah beranjak dewasa dan berumah tangga.
“Terus suami saya sudah enggak ada, kebetulan juga saya ada keponakan yang sudah saya rawat mulai kecil, hingga sekarang sudah berumah tangga," tambahnya.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Muayatur mengungkapkan bahwa ia tidak ingin merepotkan orang lain.
Baca juga: Penjelasan Al Azhar IIBS Karanganyar soal Study Tour Siswanya ke Paris
Ia berusaha keras untuk mengumpulkan uang demi mewujudkan impiannya berangkat haji.
"Saya masih punya semangat walaupun kondisi saya seperti ini, saya tidak ingin merepotkan sepupu saya yang menemani selama ini. Semua saya niatkan untuk ibadah kepada Allah," tutupnya.
Kesempatan Muayatur untuk menunaikan ibadah haji menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan.
Baca juga: Cerita Pilu Mbah Tupon: Tanah 1.655 Meter Persegi Beralih Nama, Kini Terancam Dilelang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang