Editor
PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memberikan penjelasan terkait peristiwa kericuhan sopir jip di loket masuk Gunung Bromo, Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang terjadi pada 4 Mei 2025.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Rudijanta Tjahja Nugraha dalam keterangan resminya menjelaskan penjagaan loket masuk sudah dilakukan sesuai standard operational procedure alias SOP.
Prosedur yang dilakukan meliputi memeriksa jumlah pengunjung, status kewarganegaraan dan QR-code booking online.
Loket tiket di Cemorolawang kala itu dijaga 4 petugas piket dan 1 petugas dari Provos 0812 Probolinggo.
Baca juga: Gunung Batok di Bromo Dilarang untuk Didaki
Pada pukul 03.00 ada lonjakan pengunjung dan kendaraan yang masuk.
Sehingga petugas menambah alat pengecekan QR code booking online, lalu mendatangi masing-masing kendaraan guna mempercepaf proses pemeriksaan.
Memasuki pukul 06.30 terdapat 144 jip memasuki loket masuk.
Petugas kemudian mendapati 92 jip membawa penumpang yang belum melakukan booking online.
Kemudian petugas mengarahkan 92 jip tersebut agar membeli tiket di tempat alias di loket.
"Kondisi ini yang menyebabkan mulai terjadinya kemacetan di pintu loket masuk penjagaan," kata Rudijanta dalam keterangan yang diterima, Selasa (6/5/2025).
Baca juga: Ricuh Sopir Jip Bromo Geruduk Kantor TNBTS gara-gara Antrean, Begini Duduk Perkaranya
Situasi makin macet disaat yang sama ada pengunjung yang hendak keluar dari jalur yang melewati loket tiket masuk.
Tak berselang lama, petugas TNBTS mendapati beberapa tour leader, pengemudi jip dan perwakilan agen melontarkan protes.
Pihak TNBTS menilai aksi dari mereka yang protes dilakukan dengan cara tak pantas.
"Mereka mengerumuni, mendorong, dan melontarkan kata kasar kepada petugas. Patut diduga ada oknum yang memperkeruh situasi," papar Rudijanta.
Petugas kemudian mencoba memberi solusi untuk mengurai penumpukan kendaraan dengan membuka jalur yang biasa digunakan untuk kuda wisata.