Salin Artikel

Kasus Siswa SD Dibanting Pelatih Lawan, Apa Risiko Retak Tulang Ekor?

Video yang beredar di media sosial menunjukkan pelatih tim lawan, BAZ (33), membanting salah satu pemain MI Al Hidayah saat anak tersebut merayakan kemenangan.

Akun Instagram @surabayakabarmetro mengungkapkan bahwa pertandingan semifinal itu berlangsung normal tanpa adanya permainan kasar dari kedua tim.

"Pertandingan dimenangkan oleh MI Al Hidayah dan pemain MI Al Hidayah berselebrasi di depan penonton dan supporter sekolahan," tulis akun tersebut.

Namun, insiden tersebut menyebabkan korban mengalami trauma dan keretakan pada tulang ekornya.

Menanggapi kejadian ini, Dr dr Kukuh Dwiputra H Sp OT Subsp PL(K), Ketua Staf Medis Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr Soetomo, Surabaya, menjelaskan risiko yang dihadapi akibat cedera tulang ekor.

"Mulai dari rasa nyeri, rasa tidak nyaman saat duduk dan beraktivitas, hingga kelumpuhan, tergantung seberapa keras hantaman dan posisi cedera," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/4/2025).

Dokter Kukuh menjelaskan bahwa jika hantaman mengenai tulang ekor paling ujung atau koksigis, hanya akan menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan.

Namun, jika hantaman mengenai tulang iskium atau bagian tengah tulang duduk, dapat menyebabkan rasa nyeri yang lebih parah.

"Apabila hantaman mengenai tulang sagum, yang terdapat sistem saraf, maka bisa berisiko mengakibatkan gangguan saraf seperti susah berkemih dan mati rasa di daerah dubur," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun tulang ekor termasuk tulang yang tebal dan kuat, cedera tulang ekor lebih sering terjadi pada kelompok usia lanjut.

"Maka perlu hantaman yang benar-benar kuat sampai membuat tulang ekor itu retak atau patah di usia anak-anak atau remaja," tuturnya.

Cedera tulang ekor pada anak cenderung sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4 hingga 6 minggu, asalkan tidak ada luka terbuka.

Dokter Kukuh juga memberikan beberapa langkah pertolongan pertama untuk cedera tulang ekor, antara lain: tidak menggunakan tulang ekor untuk aktivitas bertumpu, kompres dengan air dingin untuk meredakan peradangan, dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

Ia menekankan pentingnya edukasi kepada anak-anak untuk tidak bercanda berlebihan yang dapat membahayakan tubuh.

"Yang sering terjadi adalah anak yang bercanda menarik kursi temannya sehingga akhirnya terjatuh. Nah, karena posisinya dia tidak siap, bisa berakibat fatal," tutupnya.

Insiden ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati saat berolahraga dan memahami cara melindungi diri dari cedera.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/30/164847078/kasus-siswa-sd-dibanting-pelatih-lawan-apa-risiko-retak-tulang-ekor

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com