BANGKALAN, KOMPAS.com - Warga Desa Buddan, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, memelihara buaya di rumahnya. Hewan buas itu diperoleh saat mencari ikan di sungai.
Staf Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Saksono Aji mengatakan, buaya muara itu milik Parman.
"Jadi saya ke lokasi dan menginformasikan ke Parman bahwa itu memang buaya miliknya," ucapnya, Kamis (24/4/2025).
Baca juga: Buaya Peliharaan Berukuran 2,5 Meter Lepas, Gegerkan Warga di Bangkalan
Pada Saksono, Parman menceritakan asal mula dirinya memiliki hewan predator tersebut.
Dikatakan, pada tahun 2016, dirinya sedang mencari ikan di sungai Tangkel, Kecamatan Burneh, Bangkalan.
Untuk menangkap ikan, Parman menggunakan setrum.
Saat ia mulai memasukkan setrum itu ke air, ikan di sungai mulai pingsan.
Tak hanya ikan, ia juga mendapati anak buaya mengambang bersama ikan-ikan itu.
"Dari situlah anakan buaya itu ditangkap lalu dibawa pulang," ungkapnya.
Baca juga: 5 Hari Hilang, Perempuan di Bengkulu Ditemukan Selamat di Sungai Penuh Buaya
Selama bertahun-tahun, buaya dipelihara Parman di bekas kolam ikan yang berada di samping rumahnya. Buaya diberi makan daging ayam mentah.
Ukuran buaya semakin hari semakin besar.
"Ya, setiap hari diberi makan. Mungkin karena ukurannya sudah besar, makan yang diberikan oleh pemilik itu kurang. Sehingga buaya itu keluar kandang dan mencari makan sendiri," jelasnya.
Menurut pengakuan Parman, buaya tersebut tidak memiliki gigi.
Namun, Saksono belum melihat langsung kondisi gigi buaya itu.
"Kami belum berani pegang, tapi menurut pemilik, giginya sudah tidak ada dan sudah jinak," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, seekor buaya muara milik warga Desa Buddan, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, lepas dari kandang. Buaya itu lalu memasuki area ladang jagung yang di sekitar pemukiman warga.
Camat Tanah Merah, Heri Arifin mengatakan, usai mendapat laporan itu, pihaknya bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Tanah Merah mendatangi pemilik buaya. Di tempat itu, Heri melihat buaya yang sebelumnya lepas, sudah ditangkap dan dimasukkan kedalam kandang.
"Tadi kami kesana, informasi dari pemilik, gigi buaya juga sudah tidak ada jadi sudah jinak," ungkapnya, Kamis (24/4/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang