Editor
Karena menjadi jujukan pada pendaki, warung Mbok Yem tak hanya sekedar untuk mengisi perut, melainkan menjadi tempat silaturahmi pada pendaki.
Menurut Heri, menu makanan yang disediakan di warung Mbok Yem cukup murah.
"Karena melihat akses logistik ke sana juga sulit, harga segitu tergolong murah. Waktu itu, nasi pecel telur harganya di bawah Rp 20.000. Selain pecel, kita juga dapat tempe. Untuk minum, harganya berbeda," ungkapnya.
Seorang Relawan Anak Gunung Lawu (AGL), Best Haryanto, mengaku mengetahui keberadaan warung Mbok Yem di Gunung Lawu sejak 1998.
"1998 aku naik itu sama orangtua, dan warung itu sudah ada di sana. Mungkin jualannya sudah ada sejak tahun 1980-an," kata Best.
Baca juga: Warung Mbok Yem Bukan Hanya Sekadar Tempat Pendaki Mengisi Perut
Nama Mbok Yem menjadi legenda di Puncak Gunung Lawu setelah membuka warung makan pertama di puncak Gunung Lawu sejak tahun 1980-an.
Pemilik nama asli Wakiyem tersebut menjadi legenda setelah menjadi jujugan para pendaki yang berada di puncak Gunung Lawu karena menyediakan tempat jualannya sebagai persinggahan pendaki yang kedinginan.
Warung Mbok Yem juga menyediakan makanan yang sangat murah meski berada di puncak Gunung Lawu.
Sumber dari berbagai artikel yang sudah tayang di Kompas.com
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang