Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Identitas dan Peran 4 Tersangka Pelaku Penculikan Santri Pasuruan

Kompas.com, 23 April 2025, 14:51 WIB
Moh. Anas,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Satuan Reskrim Polres Pasuruan Kota telah menetapkan empat tersangka dalam kasus penculikan Muhammad Sulaiman (18), seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Metal, Rejoso, Kabupaten Pasuruan, pada Rabu (23/04/2025).

Berikut adalah identitas dan peran masing-masing tersangka dalam aksi penculikan tersebut.

1. S (25), warga Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan dan Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya.

Ia berperan sebagai pelaku yang mengekskusi korban dengan cara membekapnya menggunakan sarung.

Baca juga: Penculikan Santri Pasuruan, Polisi Amankan 2 Pucuk Airsoft Gun dan Alat Pengisap Sabu dari Pelaku

2. AE (34), warga Dusun Babat, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, berperan sebagai sopir sekaligus pemilik softgun yang digunakan dalam penculikan.

3. P (60), warga Kelurahan Mojo Kidul, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, bertugas mengekskusi korban bersama S.

4. MHR (33), warga Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, juga turut mengekskusi korban ke dalam mobil.

"Penetapan empat tersangka tersebut dilakukan setelah melakukan gelar perkara. Kini semuanya ditahan di ruang tahanan Polres Pasuruan Kota," ujar Iptu Choirul Mustofa kepada Kompas.com.

Sementara itu, tiga orang yang sebelumnya diamankan dalam pengejaran kini dilimpahkan ke Satuan Unit Reskrim Narkoba, karena hasil tes urine menunjukkan bahwa mereka positif mengkonsumsi narkoba jenis sabu.

Baca juga: Penculikan Santri di Pasuruan, Polisi Sebut Pelaku Salah Sasaran

"Tiga orang yang berstatus saksi dan positif mengkonsumsi narkoba sekarang ditangani oleh Satnarkoba," tambahnya.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka AE, pemilik softgun, sempat mengancam nyawa korban dengan menodongkan senjata ke kepala saat membawa kabur dari lokasi penculikan.

MHR juga mengakui melakukan tindak kekerasan dengan memukul wajah korban.

"Informasi lebih perinci akan disampaikan pada rilis besok, Kamis (24/04/2025)," pungkas Choirul.

Sebelumnya, aksi penculikan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Metal, Rejoso, terhadap Muhammad Sulaiman terjadi di depan toko Hamdalah, Jalan Raya Pantura, Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Senin (21/04/2025) malam.

Aksi tersebut terekam CCTV dan beredar luas di media sosial, di mana korban ditarik dan dipaksa masuk ke dalam mobil oleh tiga orang tidak dikenal.

Baca juga: Santri di Pasuruan Diculik 3 Orang Tidak Dikenal Saat Belanja di Toko

Informasi terbaru yang diterima Kompas.com mengungkapkan bahwa motif penculikan ini adalah salah sasaran.

Para tersangka menyangka Muhammad Sulaiman adalah Roni atau Dompes, orang yang dicari karena menerima paket sabu.

Hingga kini, Roni dinyatakan sebagai buron oleh pihak kepolisian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau