PASURUAN, KOMPAS.com - Pengurus pondok pesantren Metal, Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur memastikan 7 pelaku penculikan bukan dari kalangan santri.
Pihaknya berharap pada pihak kepolisian secepatnya mengungkap motif penculikan agar tidak membuat kerisauan para santri.
"Setelah melihat wajah para pelaku, pengurus tidak kenal dan tidak pernah tahu wajah mereka. Saya pastikan itu bukan santri sini," kata Zainul Arifin, pengurus Ponpes Metal, Selasa (22/4/2025).
Baca juga: Santri Korban Penculikan Akui Sempat Disiksa selama Penyekapan di Mobil Pelaku
Ia menilai tindakan para pelaku yang menculik santri, Muhammad Sulaiman (18) sungguh tragis.
Mengingat para santri yang tinggal di Ponpes Metal berlatar belakang tidak mampu.
Keseharian korban selama adalah mengabdi dan melayani keluarga pengasuh.
"Sungguh tega para pelaku, dia (korban) selama ini cukup baik melayani keluarga 'ndalem' (pengasuh)," ujar dia.
Baca juga: Polisi Tangkap 7 Pelaku Penculikan Santri asal Pasuruan di Tol Gresik
Untuk memastikan bahwa para pelaku bukan dari kalangan santri, pihak ponpes siap memberikan keterangan pada penyidik.
Karena ponpes juga ingin mengetahui motif para pelaku dengan melakukan tindakan yang melanggar hukum itu.
"Kami siap memberikan keterangan pada polisi jika memang diperlukan. Karena sungguh keji tindakan mereka yang tega menculik santri," tegasnya.
Hingga malam ini, Unit Satuan Reskrim terus melakukan pemeriksaan 7 orang terduga penculikan. Pihak meminta waktu untuk mendalami kasus tersebut.
Baca juga: Cabuli 7 Santri Laki-Laki di Bawah Umur, Kepala Kamar Ponpes di Tulungagung Diringkus
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa menjelaskan proses penangkapan berjalan dramatis.
Karena sejumlah polisi melakukan pengejaran terhadap pelaku hingga akhirnya tertangkap di pintu keluar Tol Kebomas Gresik.
Muhammad Sulaiman (18), santri Ponpes Metal Rejoso dapat diselamatkan dalam keadaan sehat meski sempat mendapat perlakuan kasar para pelaku.
"Semua para pelaku masih kami periksa untuk mencari motif dari penculikan tersebut. Nanti kami sampaikan lebih lanjut," terang Choirul.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang