SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi menangkap 7 orang yang diduga menculik seorang santri Pondok Metal Pasuruan, Jawa Timur.
Berdasarkan gelar perkara, Selasa (22/4/25) kemarin, 4 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Keempat tersangka adalah S (24), AE (34), P (60), dan MHR (35).
"Empat orang sudah ditetapkan tersangka berdasarkan gelar perkara kemarin," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Farman, dikonfirmasi Rabu (23/4/25).
Baca juga: Santri Korban Penculikan Akui Sempat Disiksa selama Penyekapan di Mobil Pelaku
Gelar perkara juga mengungkap peran masing-masing tersangka.
Tersangka S berperan mengeksekusi penculikan dengan membekap korban menggunakan sarung.
Tersangka AE, selain sebagai sopir kendaraan saat peristiwa penculikan, juga sempat menodongkan senjata airsoft gun kepada korban.
Sedangkan tersangka P melakukan eksekusi penculikan.
"Untuk tersangka MHR melakukan eksekusi penculikan dan pemukulan kepada korban dengan tangan," ujar Farman.
Baca juga: Pengasuh Ponpes Pasuruan Desak Polisi Segera Tangkap Dalang Aksi Penculikan Santri
Karena korbannya masih di bawah umur, para pelaku dijerat Pasal 76F jo Pasal 83 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo 55 KUHP atau Pasal 328 KUHP jo 55 KUHP atau Pasal 333 ayat (1) KUHP jo 55 KUHP.
Setelah menetapkan 4 tersangka, tim gabungan masih memburu pelaku berinisial P yang merupakan otak penculikan sekaligus penyuruh aksi penculikan terhadap korban.
"Otak penculikan sampai sekarang masih diburu oleh tim gabungan. Dia masih DPO," jelas Farman.
Aksi penculikan sempat terekam CCTV dan viral di media sosial.
Aksi penculikan dialami Muhammad Sulaiman (18), santri Pondok Pesantren Metal Rejoso, Kabupaten Pasuruan, di depan toko Hamdalah, Jalan Raya Pantura Desa Rejoso Lor, Senin malam (21/04/2025).
Dari rekaman CCTV, korban diseret dan dipaksa masuk ke dalam kendaraan.
Selasa kemarin, tim gabungan Polda Jatim dan Polres Kota Pasuruan menangkap para pelaku di pintu tol Kebomas Gresik.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang