Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Motor PCX Kades Lumajang, Kades Minta Bedakan Kekayaan Pribadi dengan Aset Milik Desa

Kompas.com, 18 April 2025, 09:19 WIB
Miftahul Huda,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Rencana pemberian motor PCX baru dari Pemerintah Kabupaten Lumajang kepada 198 kepala desa di daerah itu menimbulkan pro dan kontra.

Kompas.com melakukan wawancara terhadap dua kepala desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Kisruh Motor PCX Kades Lumajang, 2 Kades Miliki Lahan Rumah yang Luas dan Lebih Pilih Gunakan Mobil

Mereka yaitu Kepala Desa Kebonagung, Kecamatan Sukodono; Suhanto dan Kepala Desa Banjarwaru, Kecamatan Lumajang; Samsul Arifin.

Desa Kebonagung dan Desa Banjarwaru terletak sekitar 10 menit dari pusat Kabupaten Lumajang.

Baca juga: Motor PCX Baru untuk Kades Lumajang, Warga: Sia-sia, Kades Ini Punya Mobil, Mereka Kaya-kaya

Mengenai anggapan kepala desa sudah mapan dan tidak perlu difasilitasi motor PCX, keduanya memiliki pandangan yang sama yakni warga harus bisa membedakan antara kekayaan pribadi dan aset milik desa.

Menurut Suharto, kekayaan pribadi kepala desa rata-rata tidak didapatkan dari gaji dan tunjangan yang diterima setiap bulan. Melainkan usaha lain seperti bertani, beternak, hingga berdagang.

"Harus dibedakan, aset pribadi dan aset desa. Kan bunyinya bukan kendaraan milik kepala desa, tapi kendaraan operasional desa," tegas Suhanto.

Baca juga: Motor PCX untuk Kades Lumajang, Warga: Percuma Motor Baru kalau Banyak Jalan Rusak

Pun senada dengan Samsul. Menurut dia, kaya atau tidak itu merupakan relatif.

"Kalau soal kaya tidak itu relatif, ada juga yang kepala desa tidak kaya, kan itu aset desa, misal nanti warga mau pinjam, loh ya pasti kami pinjamkan," ujar Samsul.

Baik Suhanto maupun Samsul memiliki pandangan yang sama soal pentingnya pembaruan kendaraan dinas untuk membantu kerja-kerja pemerintah desa.

Menurut mereka, dalam melaksanakan tugasnya, seorang kepala desa tidak bisa dipisahkan dari peran ibu-ibu penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).

Sehingga, motor lama yang berjenis motor sport ini dianggap kurang pas jika digunakan oleh ibu-ibu PKK.

Selain itu, pemerintah desa merupakan bagian dari pemerintah yang bersinggungan langsung dengan permasalahan-permasalahan mendasar di masyarakat.

Oleh karenanya, dibutuhkan mobilitas tinggi dan dukungan berupa fasilitas sarana prasarana yang prima untuk menunjang kerja pemerintah desa.

"Sangat penting, karena di pundak kepala desa ini semua permasalahan yang kalau di pemerintah pusat diurusi beberapa menteri, kalau di desa semuanya ada di pundak kepala desa dan pemerintah desa jadi butuh sarana yang memang cukup," jelas Suhanto.

Baca juga: Anggaran Rencana Motor PCX untuk Kades, Legislator: Dalam APBD 2025 Pemkab Lumajang Tidak Ada

Adanya kendaraan dinas baru juga dianggap sebagai bentuk penghematan karena beban perawatan yang harus dikeluarkan tidak sebanyak kendaraan lama.

"Dulu motor ini sempat mati saya hidupkan itu habis Rp 500 ribu, belum nanti perawatan berkalanya anggap servis rutin saja dua bulan sekali Rp 200 ribu, kalau yang baru perawatannya jelas lebih sedikit, jadi menurut saya ini juga bagian dari penghematan," jelas Samsul.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau