Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penahanan Ijazah, SMK Swasta di Kota Malang Beri Kemudahan Lewat Fotokopi Legalisir dan Minta Solusi Disdik

Kompas.com, 16 April 2025, 12:59 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta di Kota Malang, Jawa Timur, memberikan respons berbeda terhadap instruksi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, yang meminta sekolah tak lagi menahan ijazah siswa yang lulus.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta Kota Malang, Drs Sunari, mengungkapkan bahwa saat ini setiap SMK swasta masih menyimpan rata-rata puluhan lembar ijazah dari siswa lulusan mereka.

Setiap angkatan kelulusan, sekitar 10 persen siswa belum mengambil ijazah mereka.

Baca juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Ancam Pengusaha yang Tahan Ijazah Karyawan

"Beberapa lulusan telanjur bekerja dan belum memiliki waktu untuk mengambil ijazah. Selain itu, rata-rata lulusan juga masih memiliki tunggakan pembayaran SPP," ujar Sunari, Rabu (16/4/2025).

Ia menambahkan, pihak sekolah sering merasa terbebani dengan penyimpanan ijazah tersebut, terutama dengan kemungkinan terjadinya bencana seperti banjir.

"Mohon maaf ya, mudah-mudahan enggak terjadi apa-apa. Seandainya ada banjir, itu kan juga repot," imbuhnya.

Menyikapi masalah tunggakan administrasi, Sunari berharap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur dapat memberikan kebijakan bantuan pelunasan.

Menurutnya, persoalan ini sering kali menjadi tanggung jawab sekolah swasta kepada yayasan.

"Harapannya ada kebijakan bagi SMK swasta untuk menghimpun data tunggakan dan mengajukan permohonan, semoga bisa diganti oleh pemerintah," tuturnya.

Baca juga: Penahanan Ijazah Karyawan, Praktik Eksploitasi yang Perlu Payung Hukum Jelas

Sebagai solusi sementara, pihak sekolah sering memberikan fotokopi legalisasi ijazah agar lulusan dapat melamar pekerjaan.

Namun, instruksi untuk mengantarkan ijazah langsung ke rumah lulusan dinilai tidak dapat dilaksanakan.

"Kalau minta dijemput bola, insyaallah, kasihan ya bapak ibu guru. Kami juga tidak berani mengirim ijazah lewat pos atau jasa ekspedisi," katanya.

Di sisi lain, SMK Negeri 4 Malang juga menyimpan ratusan ijazah yang belum diambil.

Banyak lulusan yang masih memiliki tunggakan sumbangan bantuan pendidikan, namun pihak sekolah tidak memaksa mereka mengambil ijazah.

"Kami masih ada dana bantuan pemerintah, seperti BOS dan BPOPP, untuk guru-guru honorer. Itu juga berasal dari bantuan masyarakat," kata Kepala SMKN 4 Malang, Gunawan Dwiyono.

Baca juga: Jika Jan Hwa Diana Terbukti Menahan Ijazah Karyawan, Hukuman Penjara Menantinya

Ia menekankan bahwa syarat pengambilan ijazah tidak dapat diwakilkan, karena lulusan harus melakukan cap tiga jari.

"Kami juga tidak mau berisiko lagi. Pernah kami memberikan ijazah kepada orang tua, tetapi ternyata orang tua tidak menyampaikan kepada anaknya," ungkap Gunawan.

Sementara itu, pengantaran ijazah ke rumah lulusan juga dinilai belum memungkinkan bagi pihak sekolah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau