Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang di Balik Tarif Trump: Saatnya Indonesia Perkuat Ekspor dan Buka Pasar Baru

Kompas.com, 16 April 2025, 08:03 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat, dikenal dengan sebutan tarif Trump, kembali menjadi sorotan dunia.

Presiden AS, Donald Trump, baru-baru ini menetapkan tarif baru terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Meskipun tarif sebesar 32 persen yang sebelumnya dikenakan pada Indonesia kini ditangguhkan menjadi 10 persen selama 90 hari, ketidakpastian masih membayangi pelaku usaha dan pasar ekspor nasional.

Dampak dari situasi ini tidak dapat dihindari.

Namun, di balik tantangan tersebut, muncul peluang bagi Indonesia untuk mengukuhkan posisinya dalam peta perdagangan global.

Baca juga: Eddy Soeparno Diskusi Bareng Mahasiswa di Beijing, Ditanya Sikap Indonesia soal Tarif Impor Trump

Cynthia Yohanna Kartikasari, M SE, dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya), menilai situasi ini sebagai momen untuk mengubah arah dan membuka pasar baru.

Menurutnya, ketergantungan terhadap satu negara tujuan ekspor sebaiknya dikurangi, terutama jika AS tetap mempertahankan tarif tinggi.

“Proporsi barang Indonesia ke Amerika itu berkisar 10%. Artinya, kita masih punya 90% peluang pasar lainnya. Kita masih bisa kerjakan secara optimal."

"Kalau kata Menkeu Sri Mulyani, second opinion. Misalnya dengan China atau negara di ASEAN lainnya,” ujar Cynthia kepada Kompas.com.

Ia menambahkan bahwa di tengah ketidakpastian ini, Indonesia dapat memperkuat ekspor komoditas unggulannya.

Kopi dan Crude Palm Oil (CPO) menjadi dua di antara banyak potensi yang bisa terus dikembangkan.

Cynthia Yohanna Kartikasari, M.SE., dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya).Dokumentasi Pribadi Cynthia Yohanna Kartikasari, M.SE., dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya).

“Penopang utama ekspor kita memang masih di sawit. Namun kita bisa perkuat ekspor kita di bidang lain."

"Misalkan kopi yang semua orang sudah tahu kualitasnya bagus di internasional, serta produk organik yang saat ini permintaannya tinggi di negara Eropa dan Jepang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Cynthia juga menyoroti kemungkinan Indonesia mengambil peran yang lebih besar dalam rantai pasok global, menggantikan posisi China, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pasar Amerika Serikat.

“Misalnya, kita ambil raw material yang AS butuhkan dari China. Kita bisa impor komponen tersebut dan merakitnya di Indonesia dengan penyesuaian dari Made in China menjadi Made in Indonesia," tutur Cynthia.

Baca juga: Prabowo Tak Pasang Target Negosiasi Tarif Trump, yang Penting Turun

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau