Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nobar Timnas di Kopi Ortu, Ruang Nasionalisme dan Kebersamaan dari Layar Lisensi

Kompas.com, 14 April 2025, 09:52 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Di tengah sorakan dukungan untuk tim nasional Indonesia, sebuah coffee shop di Kota Malang, Kopi Ortu, menjadi tempat yang ramai dikunjungi saat laga berlangsung.

Terletak di Jalan Terusan Kawi Nomor 5 Bareng, Kopi Ortu bukan hanya sekadar tempat ngopi, tetapi juga menjadi ruang bagi para pecinta sepak bola menyaksikan pertandingan dengan semangat kebersamaan.

Pengelola Kopi Ortu, Hafid Rozaki, menjelaskan bahwa tempat tersebut mulai mengadakan nonton bareng (nobar) sejak pandemi Covid-19 melanda.

Baca juga: Mobil Tabrak Belasan Motor di Purworejo Saat Warga Nobar Timnas

“Ngadain nobar itu sejak pandemi, sebelumnya coffee shop saja. Setelah pandemi itu harus berinovasi. Sekarang segmennya mahasiswa, sebelumnya banyak juga siswa sekolah. Karena new normal itu semua pasar kita mereset,” ungkap Hafid.

Antusiasme masyarakat terhadap timnas Indonesia meningkat pesat, terutama sejak pelatih Shin Tae-yong memimpin.

“Timnas itu sejak zaman Shin Tae-yong animonya luar biasa. Dulu orang nonton bola biasa aja, sekarang banyak yang datang pakai jersey, nyanyi lagu kebangsaan bareng. Rasa nasionalismenya lebih terasa,” tambahnya.

Kopi Ortu menjadi satu dari sedikit tempat nobar yang memiliki lisensi resmi untuk menayangkan laga timnas Indonesia, Liga 1, hingga kompetisi luar negeri.

Pengalaman nobar di Kopi Ortu lebih dari sekadar menyaksikan pertandingan.

“Biasanya event besar, kami kolaborasi sama sportcaster lokal, jadi komentator dengan gaya khasnya yang lucu. Kadang juga ada live musik, karena kami buka gate 2 jam sebelum kick off biar nggak sepi,” ungkap Hafid.

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Timnas U17 Indonesia Vs Korea Utara di Piala Asia U17 2025

Dengan tagline "Family First", Kopi Ortu berkomitmen menjaga atmosfer kekeluargaan dengan harga tiket masuk yang terjangkau.

“Ya kita mikirnya biar merakyat, jadi semua kalangan bisa ikut nobar di sini. Harga segitu pasti sudah dapat minum. Kadang-kadang ada sponsor yang masuk bagi-bagi hadiah,” tambahnya.

Namun, untuk laga kelompok umur seperti timnas U17 Indonesia yang saat ini berlaga di Piala Asia U17 2025, Hafid memilih membuka area nobar tanpa tiket masuk.

“U17 ini naik karena momentumnya pas saat ngalahin Korea Selatan. Tapi saya buka untuk nobar sambil nongkrong, bukan bikin event seperti timnas senior yang khusus nobar clear area karena berkaitan sama lisensi,” ujarnya.

Hafid juga menyoroti pengaruh jam tayang terhadap jumlah penonton.

“Kami punya istilah kalau jam 7 sampai sebelum 12 malam itu kami bilangnya jam sehat. Di atas jam 12 malam itu jam tidak sehat. Itu yang sangat berpengaruh," ujarnya.

Meskipun menghadapi tekanan ekonomi dan naiknya harga bahan baku, Hafid tetap berkomitmen mempertahankan konsep hangat dan inklusif di Kopi Ortu.

Baca juga: Indonesia vs Korea Utara, Alasan Timnas U17 Harus Tampil Lebih Cermat

“Berdampaknya ke customer-nya. Biasanya yang nongkrong bisa seminggu lima kali, sekarang cuma dua kali. Makanya strategi kita di event nobar,” pungkasnya.

Dengan bahan dasar biji kopi dari Dampit dan Arjuno, serta empat layar besar, Kopi Ortu terus menjaga semangat masyarakat untuk mendukung timnas Indonesia.

Pada Senin (14/4/2025) malam ini pukul 21.00, Kopi Ortu juga akan menyelenggarakan nobar timnas U17 Indonesia melawan Korea Utara pada babak perempat final Piala Asia U17 2025.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau