Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Keluarga Rela Antre untuk Melepas Rindu saat Lebaran di Lapas IIB Pasuruan

Kompas.com, 9 April 2025, 19:57 WIB
Moh. Anas,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Suasana pagi di halaman depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pasuruan di Jalan Panglima Sudirman tampak berbeda pada Selasa (8/4/2025).

Ratusan motor terparkir rapi di sisi selatan halaman Lapas. Sementara di teras Lapas atau area tunggu, ratusan keluarga dari warga binaan pemasyarakatan (WBP) tampak sabar menunggu panggilan antrean kunjungan.

Bahkan sebagian anak-anak pun terlihat duduk di lantai.

Siti Juwariyah, warga Blora, Jawa Tengah mengaku datang sekitar pukul 07.05 WIB dengan harapan dapat bertemu suaminya yang tengah menjalani hukuman penjara di Lapas IIB Kota Pasuruan.

Baca juga: Wanita Tepergok Bawa Narkoba di Alat Kelamin ke Lapas, Apa Ancaman Hukumannya?

Dalam momen lebaran tahun ini dia berharap bisa bertemu dengan suaminya untuk melepas rindu berkumpul di hari fitri.

"Karena saya belum tentu bisa datang tiap minggu, saya kangen sama suami karena selama di pemondokan (Lapas) tidak tidak bisa berkomunikasi. Apalagi saya kan jauh," katanya dengan nada lirih, Selasa (08/04/2025).

Untuk datang ke Lapas ia tidak dapat membawakan macam-macam makanan. Sebab, hanya makanan olahan rumahan yang bisa masuk lapas.

"Saya bawakan sayur dan nasi saja. Tadi saya beli di area warung di Pasuruan. Semoga tahun ini sudah bisa keluar," ujarnya singkat dan tidak berkenan menyebutkan kasus yang sedang menjerat suaminya.

Sementara itu Ahmad Zubaidi, warga Kelurahan Kepel, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, harus kecewa. Ia mengurungkan rencana menemui SY, sahabatnya yang tersandung kasus korupsi.

Baca juga: Kabur Pakai Sendok, 7 Napi Lapas Sorong Kini Jadi Target Tim Khusus Polresta

Pasalnya, lamanya antrean masuk membuat ia harus pulang kembali ke rumah.

"Saya antrian nomor 99 dan sudah lebih dari satu jam menunggu panggilan. Hari ini luar biasa antriannya," ujar Zubaidi, Selasa (08/04/2025).

Ia menceritakan untuk kunjungan ke Lapas IIB Pasuruan prosedurnya memang sangat ketat di musim lebaran.

Selain harus antre panjang, barang bawaan pun diperiksa sipir di beberapa pintu.

Pertama, pengunjung harus mendaftar di loket untuk mendapatkan nomor antrean. Kedua, pemeriksaan barang bawaan yang dibawa pengunjung.

Ketiga, pengunjung harus menitipkan barang pribadinya seperti handphone atau dompet. Keempat, jam kunjungannya dibatasi.

"Nah untuk musim Lebaran ini ngantrenya panjang. Barang bawaan saya tadi kan banyak, akhirnya saya berikan ke keluarga dan saya pulang," katanya sambil kecewa.

Sementara itu Humas Lapas IIB Pasuruan, Taufiqul Hidayatullah menjelaskan untuk jam dan hari kunjungan bagi tahanan pada hari Lebaran memang ramai.

Baca juga: 6 Napi Lapas Kutacane Masih Buron, Kalapas Minta Bantuan Polda Sumut

Jika hari biasa dalam seminggu hanya dibuka 2 hari yakni hari Selasa dan Kamis maka untuk lebaran, dibuka mulai hari Senin hingga Kamis dengan durasi 20 menit setiap pengunjung untuk menemui tahanan.

"Memang jumlah pengunjung yang datang di Lapas saat Lebaran sangat ramai. Maka kami atur durasinya agar tidak sampai menumpuk," ujarnya, Rabu (09/04/2025).

Selain durasi dan penambahan hari, keamanan pun diperketat dengan menambah personil penjagaan.

Jika hari biasa hanya melibatkan 7-8 sipir, pada jam kunjungan saat Lebaran menjadi 15 personel.

"Karena kami juga harus menjaga keamanan di Lapas maka personel harus ditambahkan. Termasuk kami juga dibantu dari unsur TNI Polri setiap hari 4 personel," katanya.

Khusus untuk barang bawaan, para sipir harus memeriksa secara detail agar tidak membahayakan terhadap lingkungan Lapas. Terutama pada barang atau makanan yang terbungkus.

Baca juga: 1.125 Warga Binaan Lapas Bekasi Dapat Remisi Idul Fitri, 7 Langsung Bebas

"Semua barang makanan harus melewati pemeriksaan Xray dan pemeriksaan manual. Karena kami juga menghindari barang-barang terlarang masuk ke Lapas seperti barang yang terbuat dari logam dan narkoba," tegasnya.

Saat ini kondisi kondisi Lapas IIB Pasuruan sudah melebihi kapasitas ideal. Sebab, jumlah penghuni tahanan atau napi sudah mencapai 850 orang, sedangkan jumlah ideal maksimal 350 orang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau