"Kawasan bebas militer, tiada hari tanpa brutalitas aparat, TNI dan Polri nyali berani nurani mati. Kembalikan militer ke barak, RUU TNI Ndasmu," tulis sejumlah poster yang dibawa massa aksi.
Baca juga: DPR dan Pengesahan RUU TNI: Legislasi Kilat, Demokrasi Sekarat?
Sementara itu, petugas gabungan yang terdiri dari anggota BPBD, Satpol PP, aparat kepolisian, serta personel TNI tengah berkumpul untuk menggelar Operasi Ketupat Semeru di halaman Gedung.
Selain itu, sejumlah mobil dan kendaraan operasional yang akan diterjunkan untuk memantau arus mudik di Jatim juga terlihat tengah terparkir di sekitar Jalan Gubernur Suryo.
"Kami setuju, tidak ingin kembali ke masa kelam supremasi militer yang ada di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, berkumpulnya kami di sini untuk menolak RUU TNI," kata salah satu orator.
Korlap Aksi Kamisan Surabaya, Zaldi Maulana mengatakan keberatannya setelah RUU TNI disahkan oleh DPR RI.
Menurutnya, hal tersebut membuat militer mendapat jabatan sipil.
"Kalau kami sendiri keberatan pada kembalinya peran-peran militer itu ke sipil. Jadi, tugas-tugas dan kewenangan tentara militer itu dikembalikan ke jabatan-jabatan sipil," kata Zaldi.
"Kita tidak akan kembali ke masa 30 tahun lalu, masa kita mau kembali di mana tentara memiliki peran yang sangat supremasi, baik di sipil maupun di militer sendiri dia menjadi supremasi," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang