SURABAYA, KOMPAS.com - Momen Ramadhan menjadi berkah bagi penari-penari sufi di Surabaya. Selama Bulan Suci ini, mereka banjir job tampilan.
Tangannya mendekap di dada, kepalanya menunduk ke bawah, jubah putihnya mengepak seiring dengan gerakannya yang memutar mengikuti alunan musik.
Penampilan tari sufi yang dibawakan oleh Bahminto (51) ini meramaikan momen bulan Ramadhan setiap harinya menjelang waktu buka puasa.
“Kami setiap hari mengisi (tampil) di beberapa hotel di Surabaya. Kebanyakan event ngabuburit,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (18/3/2025).
Baca juga: Jokowi Buka Muktamar Sufi di Pekalongan, Prabowo dan Ganjar Bergandeng Tangan
Berbeda dengan bulan Ramadhan tahun lalu, Bahminto dan penari sufi lainnya di Surabaya hanya tampil di beberapa titik.
“Kalau tahun kemarin mungkin ada dua hingga tiga titik,” imbuhnya.
Saking banyaknya tampilan job, ia mengaku sampai kewalahan.
Baca juga: Biografi Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi Legendaris Persia
Sebab, penari sufi di Surabaya yang tergabung dalam komunitas Rumah Cinta dan Kedai El-Rumi jumlahnya cukup terbatas.
“Kami di Ramadhan ini kolaborasi karena jumlahnya terbatas. Banyak penari anak-anaknya, tapi belum bisa dikerahkan,” terangnya.
Kebanyakan, pihak yang mengundangnya untuk tampil adalah hotel-hotel berbintang di pusat Kota Pahlawan.
Penampilan mereka disuguhkan untuk pemanis sebelum buka puasa.
“Intinya tari sufi membersamai acara-acara Islami. Walaupun sebenarnya tari sufi bukan hanya dinikmati kalangan Muslim saja,” bebernya.
Di hari-hari biasanya, Bahminto dan kawan-kawan kerap tampil di acara pernikahan, pengajian, shalawat, dan sebagainya.
“Waktu itu saya pernah tampil di acara shalawatan Habib Syekh,” sambungnya.
Bahminto mengatakan, Tari Sufi merupakan ungkapan rasa cinta kepada Allah SWT dan syukur atas terciptanya Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang untuk umat.