LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah mengalami 1.000 kali letusan sepanjang tahun 2025.
Dikutip dari laman magma.esdm.go.id, sampai Kamis (13/3/2025) pukul 20.00 WIB, jumlah letusan Gunung Semeru masih menjadi yang tertinggi dibandingkan gunung api lainnya dengan 1.000 kali letusan.
Jumlah letusan terbanyak berikutnya dimiliki Gunung Ibu dengan 877 letusan, disusul Gunung Lewotobi Laki-laki dengan 167 letusan.
Terbaru, Gunung Semeru mengalami erupsi berupa letusan pada Kamis (13/3/2025) pukul 19.35 WIB.
Baca juga: Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter
Kolom abu teramati berwarna putih kelabu dengan intensitas tebal setinggi 500 meter dari puncak kawah mengarah ke timur laut.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru, Kamis 13 Maret 2025 pukul 19.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak," kata Petugas PPGA Semeru Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis, Kamis.
Sementara itu, Petugas Pusdalops BPBD Lumajang, Nur Cahyo mengatakan, sampai saat ini Gunung Semeru masih berstatus waspada atau level II.
Cahyo mengimbau warga yang berada di lereng Gunung Semeru atau masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III untuk tetap waspada dan mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Sedikitnya, ada tiga desa di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo yang masuk dalam KRB III, yakni Oro-oro Ombo, Supiturang, dan Sumberwuluh, dengan total luasan kurang lebih 80 hektar.
Baca juga: Gunung Semeru Alami Erupsi, Letusan Asap sampai 1,1 Kilometer di Atas Puncak
"Kami meminta warga yang berada di sekitar Besuk Kobokan untuk tidak beraktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak kawah," imbau Cahyo.
Cahyo menambahkan, informasi resmi seputar aktivitas vulkanik Gunung Semeru bisa didapatkan masyarakat melalui laman magma.esdm.go.id atau kanal media sosial resmi PVMBG.
Selain dari sumber itu, masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dan melakukan verifikasi atau konfirmasi ke petugas pos pantau dan relawan BPBD yang sudah ditugaskan.
Lebih lanjut, Cahyo memperingatkan warga akan risiko banjir lahar hujan Gunung Semeru yang bisa terjadi kapan saja.
Mengingat, cuaca di sekitar puncak dan lereng Gunung Semeru kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
"Risiko paling berbahaya saat ini adalah ancaman banjir lahar, mengingat banyak masyarakat kita yang bekerja di sungai untuk menambang pasir, jadi kami imbau waspada dan patuhi peringatan dini," tegas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang