Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Suasana Shalat Tarawih di Masjid Al-Ilyas Malang, Antusiasme Masyarakat hingga Pemberian Uang Rp 20.000

Kompas.com, 12 Maret 2025, 17:29 WIB
Imron Hakiki,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Suasana jalanan di sepanjang Jalan Raya Diponegoro hingga Jalan Raya Trunojoyo, Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Selasa (11/3/2025) pukul 18.30 WIB terlihat berbeda dari hari-hari biasa.

Lalu lintas lebih padat, dipenuhi pengendara sepeda motor berbusana muslim, yang umumnya berboncengan.

Kepadatan ini menyebabkan petugas kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas dengan cara mengalihkan pengendara mobil dan angkutan umum yang menuju Kecamatan Kepanjen atau Blitar melalui jalur alternatif.

Baca juga: Jalani Ramadhan di Lapas Perempuan Malang, Isa Zega Tidak Shalat Tarawih Berjamaah

Pengalihan ini dimulai di pertigaan SPBU Jalan Trunojoyo ke selatan, menuju Desa Banjarejo hingga Brongkal, Kecamatan Pagelaran, dan keluar di Desa Sukosari, Kecamatan Gondanglegi.

Langkah ini diambil untuk mengurangi kemacetan di kawasan Jalan Diponegoro-Trunojoyo.

Fenomena kepadatan lalu lintas ini tidak hanya terjadi pada malam itu, tetapi juga terus berulang setiap menjelang waktu shalat tarawih selama bulan Ramadhan 2025.

Para pengendara sepeda motor yang mengenakan busana muslim tersebut adalah masyarakat yang hendak mengikuti shalat tarawih di Masjid Al-Ilyas, Desa Gondanglegi Kulon.

Setibanya di lokasi masjid, calon jemaah sudah memenuhi area masjid, meskipun azan Isya baru berkumandang tepat pukul 19.54 WIB.

Jemaah shalat tarawih di masjid Al-Ilyas Malang meluber hingga ke badan jalan raya Gondanglegi-Kepanjen.IMRON HAKIKI/KOMPAS.com Jemaah shalat tarawih di masjid Al-Ilyas Malang meluber hingga ke badan jalan raya Gondanglegi-Kepanjen.

Masjid Al-Ilyas, yang memiliki ukuran terbatas dan terletak di dalam gang kecil, tidak mampu menampung ribuan jemaah yang datang.

Namun, hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka yang rela berdiri di luar masjid, di halaman, jalan gang, bahkan hingga di trotoar jalan raya Gondanglegi-Kepanjen.

Sekitar 20.000 jemaah diperkirakan hadir untuk mengikuti shalat tarawih.

Keamanan mereka dijaga oleh petugas kepolisian, TNI, serta anggota ormas Banser NU.

Jemaah yang hadir tidak hanya terdiri dari orang dewasa, tetapi juga anak-anak hingga orang tua.

Baca juga: Setiap Orang Dikasih Rp 20.000 Usai Tarawih, Jemaah di Masjid Al-Ilyas Malang Membeludak

Syihab Irfani, Sekretaris Takmir Masjid Al-Ilyas, menjelaskan bahwa jemaah shalat tarawih tidak hanya berasal dari warga setempat, tetapi juga dari berbagai daerah di Kabupaten Malang.

"Daerah paling jauh setahu saya kawasan Kecamatan Sumbermanjing Wetan hingga dari Kota Malang," ujarnya saat ditemui usai shalat tarawih.

Setelah ibadah shalat tarawih, panitia dan takmir masjid akan membagikan uang senilai Rp 20.000 kepada setiap jemaah.

"Setiap jemaah, mulai anak-anak hingga dewasa, tidak akan luput mendapat uang Rp 20.000 itu," tambahnya.

Pemberian uang kepada jemaah shalat tarawih ini sudah berlangsung selama dua tahun, dimulai pada bulan Ramadhan 2024.

Jemaah shalat tarawih di masjid Al-Ilyas Malang meluber hingga ke badan jalan raya Gondanglegi-Kepanjen.IMRON HAKIKI/KOMPAS.com Jemaah shalat tarawih di masjid Al-Ilyas Malang meluber hingga ke badan jalan raya Gondanglegi-Kepanjen.

"Bulan Ramadhan tahun 2024 lalu jumlah jemaah shalat tarawih tidak sebanyak sekarang. Seiring menyebarnya kabar bahwa shalat tarawih di sini dapat uang Rp 20.000, akhirnya jumlah jemaah terus bertambah," ujar Syihab.

Uang yang diberikan kepada jemaah berasal dari seorang pengusaha setempat, H Sulaiman, yang memiliki berbagai lini bisnis, termasuk produksi rokok dan transportasi.

Selain memberikan uang kepada jemaah shalat tarawih, H Sulaiman juga memberikan uang Rp 10.000 setiap hari kepada masyarakat yang berjemaah shalat subuh di Masjid Al-Ilyas, serta rutin menyantuni anak yatim di kawasan Kecamatan Gondanglegi setiap bulan.

"Beliau menginisiasi pemberian uang kepada jemaah yang ikut shalat tarawih ini diniatkan untuk amal," ungkap Syihab.

Baca juga: Masjid Roboh Jelang Tarawih di Pulau Raas Sumenep

Salah satu jemaah shalat tarawih, Syamsul Arifin, warga Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, mengaku rutin hadir bersama anak bungsunya.

"Kalau jemaah shalat tarawih dapat Rp 20.000, kalau shalat subuh Rp 10.000," tuturnya.

Ia mengucapkan terima kasih atas kedermawanan H Sulaiman, yang dianggap sangat membantu masyarakat kecil di tengah kesulitan ekonomi.

"Semoga H Sulaiman diberikan kesehatan selalu dan terus dilancarkan rezekinya," harapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau