BANYUWANGI, KOMPAS.com - Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Banyuwangi, Jawa Timur, mengungkapkan rasa geramnya karena stigma negatif santet masih dikaitkan dengan wilayah di ujung timur Pulau Jawa itu.
PARFI Banyuwangi mengatakan, stigma negatif tersebut disebarkan oleh sebuah production house lewat film berjudul “Lemah Santet Banyuwangi” yang direncanakan tayang pada 8 Mei 2025, di bioskop seluruh Indonesia.
“Kami terus terang tersinggung, juga sangat marah. Ini menodai citra Banyuwangi yang sudah susah payah membangun citra baik di sektor wisata dan budaya,” kata Ketua PARFI Banyuwangi, Deny Sunanudin, Jumat (7/3/2025).
Baca juga: Demi Tukar Uang Baru, Warga Banyuwangi Rela Tempuh 25 Kilometer
Dikatakan Deny, pihaknya telah mempelajari film yang disebutnya mengadaptasi sebuah thread di X tentang pembantaian dukun 1998, padahal kenyataannya tidak demikian.
Diungkapkan Deny, mayoritas korban pembantaian tersebut adalah guru ngaji, sehingga pembuat film dianggap kurang memahami referensi cerita.
“Pembuat cerita kekurangan pemahaman referensi sehingga tidak bisa secara jernih berkarya,” tegasnya.
Baca juga: Penghasilan Mingguan Pelaku Bom Ikan Capai 3 Kali UMR Banyuwangi
Selain itu, stigma negatif santet yang digunakan sebagai alat untuk menyiksa hingga membunuh orang lain juga bertentangan dengan kenyataan yang terjadi di Banyuwangi.
Berbeda dengan daerah lain, Denny menyebut, istilah santet yang ada di Banyuwangi merupakan sebuah mahabbah tentang cinta dan kasih sayang untuk merekatkan ikatan.
“Kami menolak keras. Masyarakat Banyuwangi secara ramai-ramai sudah protes, sehingga kami berharap dibatalkannya izin lulus sensor film tersebut,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Jawa Timur, yang menyayangkan penggunaan nama Banyuwangi di film tersebut yang dilakukan tanpa koordinasi sebelumnya.
“Kami menyayangkan dan menolak,” ucap Plt Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rahman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang