Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngabuburit, Berburu Jajanan Khas Timur Tengah di Kawasan Sunan Ampel

Kompas.com, 7 Maret 2025, 06:53 WIB
Izzatun Najibah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Memasuki gang Jalan Ampel Masjid, Surabaya, pejalan kaki akan disambut dengan berbagai pernak-pernik di pasar oleh-oleh.

Di saat awal Ramadhan, kawasan wisata Sunan Ampel Surabaya cenderung landai peziarah.

Namun, sebagian orang memanfaatkan momen ini untuk berburu jajanan mengisi waktu ngabuburit.

Busana muslim dari gamis sampai baju koko terpajang menggantung di stand hanger, sorban, dan songkok dipasang ke manekin patung kepala.

Di antara toko-toko yang menawarkan busana, terlihat kepulan asap tipis yang menciptakan aroma manis bercampur gurih saat menyusuri gang Ampel Masjid.

Baca juga: Berdesakan demi Kebab Bikinan WN Turkiye di Pasar Takjil Kampung Jawa di Bali

Di sepanjang jalan, beberapa pedagang kaki lima memang melapak jajanannya. Meja dan gerobak bertebaran di area pasar menunggu pelanggan.

Jajanan yang sudah matang berwarna kuning keemasan disusun rapi di atas nampan, memudahkan pelanggan untuk memilih sesuai selera.

Sambosa, martabak, pastel, dan roti maryam setengah matang disusun melingkar.

Jika ada pembeli, penjual hanya tinggal menggoreng sebentar dengan mentega di atas wajan datar.

“Paling favorit di sini roti maryam,” kata salah satu penjual, Syaifuddin Ahmad (25), saat ditemui Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Hampir sebagian besar jajanan yang dijual di pasar oleh-oleh gang Masjid Ampel Surabaya dibuat secara homemade oleh para pedagangnya yang merupakan masyarakat setempat.

“Rata-rata di sini buat sendiri, terutama roti maryamnya,” ucap Ahmad.

Sebagian pedagang jajanan khas Timur Tengah ini adalah masyarakat setempat yang keturunan Arab.

Baca juga: Kebab Suriah di Wisata Sunan Ampel Surabaya, Khas dengan Saus Bawang

Wajar saja, etnis ini tergolong mendominasi sebagai penduduk yang tinggal di kawasan Sunan Ampel Surabaya.

Ahmad mengaku tak tahu persis sejarah panjang dari jajanan ini yang menjadi kuliner khas di kawasan Ampel dan identik melekat dengan penduduk Arab setempat.

Roti maryam, sambosa, dan martabak menjadi jajanan khas di kawasan Sunan Ampel Surabaya, Jumat (7/2/2025)KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH Roti maryam, sambosa, dan martabak menjadi jajanan khas di kawasan Sunan Ampel Surabaya, Jumat (7/2/2025)

“Mungkin di sini kan banyak orang Arab, jadi dulu jajanan dikenalin sama mereka. Akhirnya eksis sampai sekarang,” tutur dia.

Bertebarnya jajanan khas Timur Tengah tersebut memang tak lepas dari sejarah panjang perjalanan masyarakat Arab yang mulai masuk ke Tanah Air, terutama menjamah kawasan Sunan Ampel Surabaya.

Hal ini dikonfirmasi oleh akademisi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Niken Purwidiani.

Menurutnya, makanan khas di Sunan Ampel tak lepas dari pengaruh Sang Wali. “Oleh karena itu, makanan-makanan yang dijual di sekitar makamnya banyak dipengaruhi oleh kuliner Arab dan Timur Tengah,” ujar dia.

Baca juga: Berburu Takjil Naik Sapi, Ada di Ponorogo

Selain roti maryam yang khas, martabak Madura juga menjadi idola dan banyak ditemui di kawasan Ampel.

Sebab, selain masyarakat Arab, daerah ini juga didominasi oleh penduduk yang berasal dari Pulau Madura.

“Surabaya, tempat Makam Sunan Ampel berada, adalah kota pesisir yang memiliki kuliner yang khas."

"Martabak Madura adalah salah satu contoh kuliner khas pesisir yang populer di Surabaya,” kata Niken.

Baca juga: Martabak Terang Bulan, 40 Tahun Jadi Saksi Cinta Ismail dan Yurnita

Baginya, Surabaya memiliki tradisi kuliner lokal yang kaya, dan makanan-makanan seperti Roti Maryam, Samosa, dan Martabak Madura adalah bagian dari tradisi tersebut.

“Pedagang di sekitar Makam Sunan Ampel mungkin telah menjual makanan-makanan ini selama bertahun-tahun, sehingga menjadi bagian dari identitas kuliner lokal,” sebut dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau