NGAWI, KOMPAS.com - Program makan bergizi gratis (MBG) kembali berjalan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, setelah siswa masuk sekolah usai libur awal bulan Ramadhan.
Namun, paket makanan yang diterima berbeda dari sebelumnya. Para siswa kali ini menerima paket makanan kering yang dapat digunakan sebagai menu berbuka puasa.
Total penerima manfaat MBG di Kabupaten Ngawi sebanyak 2.815 siswa yang terbagi di 28 sekolah.
Kepala SDN 02 Ngawi, Purba Mulyani yang dikonfirmasi Kamis (6/3/2025) mengatakan, siswanya kembali mendapatkan paket MBG pada awal bulan Ramadhan.
Namun, paket makanan yang diterima dalam bentuk makanan kering.
Baca juga: Berburu 3.000 Porsi Buka Puasa Gratis di UNESA Lidah Wetan Setiap Hari
"Anak-anak mendapatkan MBG kembali. Namun kali ini bentuknya berbeda. Makanan yang diberikan dalam bentuk kering agar lebih awet,” kata Mulyani.
Menurut Mulyani, 196 muridnya menerima paket makanan berisikan roti gandum, kurma, susu, pisang, dan telur rebus.
Makanan itu dibungkus plastik yang dikemas dalam wadah tote bag kecil. Harapannya, paket makanan kering itu nantinya dapat dibawa pulang seluruh siswa ke rumah.
Dengan demikian, paket makanan MBG pada bulan Ramadhan dapat dijadikan menu santap berbuka puasa.
Namun, dari pengamatannya, terdapat perbedaan isi makanan antara kelas bawah (kelas 1-3) dan kelas atas (kelas 4-6). Untuk kelas atas, paket makanan berisi dua bungkus roti sari gandum.
Sementara kelas bawah hanya diberikan satu bungkus roti sari gandum. "Isi roti gandum kelas tinggi lebih banyak,” kata Mulyani.
Senada dengan Mulyani, Hari Yuwono, guru SMP Negeri 5 Ngawi menyatakan, siswanya mendapatkan makanan yang lebih awet dari program MBG saat bulan Ramadhan.
Baca juga: Belum Ada MBG di Palopo, Polres Inisiatif Beri Makan Gratis ke Siswa
Dalam satu paket MBG edisi Ramadhan berisi susu kotak, pisang, telur rebus, roti sari gandum, dan kurma. "Ini memang makanan untuk berbuka puasa," kata Hari.
Ia menambahkan, lantaran kantong tote bag harus dikembalikan, maka pihak sekolah berinisiatif langsung memberikan makanan yang terbungkus dalam wadah plastik.
Sedangkan tote bag-nya langsung dikumpulkan untuk dikembalikan kepada petugas SPPG.
"Biar siswa nanti tidak terbebani dan mengingat-ingat saat berangkat sekolah harus membawa totebag MBG kembali,” ungkap Hari.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang