BATU, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Jawa Timur, berencana melakukan pengawasan di beberapa Pasar Takjil selama Ramadhan 2025.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa para pedagang kuliner tidak menggunakan bahan pangan berbahaya dalam produk yang mereka jual.
Kepala Dinkes Kota Batu, Aditya Prasaja, menyatakan bahwa pengawasan tersebut akan dilakukan pada minggu pertama Ramadhan 2025.
Petugas Dinkes akan mengambil sampel makanan dan minuman yang dianggap berpotensi berbahaya dan selanjutnya melakukan uji laboratorium.
Baca juga: Razia Jelang Ramadan, 5 Pasangan Tidak Resmi Terjaring di Hotel Kebumen
"Itu kegiatan rutin tahunan untuk keamanan pangan. Jadi, kami akan keliling terutama di titik-titik yang diperkirakan berpotensi tidak aman, seperti pasar takjil yang pedagangnya berjejer," ujar Aditya Prasaja, Senin (24/2/2025).
Pengawasan ini akan difokuskan pada bahan pangan berbahaya, termasuk penggunaan boraks, pewarna tekstil, dan bahan berbahaya lainnya.
"Kalau ditemukan, kami minta untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya itu lagi dan diberi peringatan," tambahnya.
Pada Ramadhan 2024, Dinkes Kota Batu menemukan sejumlah pedagang takjil yang menggunakan bahan pangan berbahaya.
Namun, Aditya belum dapat membeberkan jumlah pasti dari temuan tersebut.
Baca juga: Melihat Tradisi Nyekar Jelang Ramadan di Kota Sukabumi
"Tahun lalu ada yang ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya, tapi untuk jumlahnya saya perlu membuka data. Yang jelas ini amat kami sayangkan, masih ada pedagang yang seperti itu," ungkapnya.
Aditya juga menekankan bahwa para pedagang seharusnya menyadari risiko penggunaan bahan berbahaya.
"Mereka tahu boraks dilarang, pewarna tekstil enggak boleh. Disuruh konsumsi sendiri kan enggak mau, tapi kok dijual, disuruh orang makan. Saya berharap pedagang jujur," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang