LUMAJANG, KOMPAS.com - Banjir lahar Gunung Semeru kembali menerjang aliran Sungai Regoyo, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (21/2/2025).
Akibatnya, Dusun Sumberlangsep di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, terisolasi.
Selain itu, banjir juga menyebabkan jalur alternatif Lumajang-Malang via Curah Kobokan ditutup.
Banjir lahar hujan Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 8 milimeter sekitar pukul 14.00 WIB.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Kepulan Asap Capai Ketinggian 1.000 Meter
Banjir sempat membuat warga yang sedang menambang pasir di aliran sungai yang berhulu dari Gunung Semeru panik.
Para sopir truk tampak berbondong-bondong mengendarai truknya keluar dari aliran sungai.
Salim, salah satu sopir truk pasir, mengatakan, ia dan rekan-rekannya langsung mencari lokasi aman setelah mendapatkan pesan peringatan melalui WhatsApp grup tentang adanya banjir lahar.
"Tadi mau naikkan pasir, terus lihat grup ada banjir langsung kita keluar sungai, takut keseret banjir," kata Salim.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi 2 Kali, Semburkan Kolom Abu Setinggi 500 Meter
Juned, penambang lainnya, mengatakan, saat itu ia baru saja mengisi bak truk pasir. Namun, melihat debit air sungai mulai bertambah, ia mengurungkan aktivitasnya dan memilih keluar dari sungai.
"Baru setengah naikkan pasir, kok airnya tambah deras, jadi saya ajak sopirnya buat naik dulu," terang Juned.
Sementara, di tempat lain, banjir lahar menyebabkan Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, terisolasi.
Jembatan limpas yang menjadi akses satu-satunya untuk menghubungkan Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumberkajar tertutup material yang dibawa banjir.
Warga yang hendak melintas pun terpaksa harus menunggu sampai banjir surut.
"Begini kalau banjir, gak bisa lewat, terpaksa nunggu sampai alirannya kecil," ujar Wildan, warga Dusun Sumberlangsep.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, mengimbau para penambang segera menepi begitu mendapatkan peringatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru.
"Kami imbau untuk menaati seruan pos pantau, peringatan dini sudah disiarkan melalui alat komunikasi, mohon dipatuhi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang