Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Tren Baru di “Kampung Inggris” Kediri, Belajar Bahasa Mandarin

Kompas.com, 18 Februari 2025, 11:50 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Dominasi pembelajaran bahasa Inggris di kawasan Kampung Inggris di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur nampaknya akan mendapatkan pesaing baru, yaitu pembelajaran bahasa Mandarin.

Belakangan ini, peminat bahasa Mandarin yang datang ke Kampung Inggris cukup banyak.

Mereka berasal dari sejumlah penjuru wilayah, terutama dari daerah-daerah di Indonesia yang kebetulan terdapat pabrik-pabrik atau perusahaan yang terafiliasi dengan investor dari China.

Tren tersebut banyak yang menangkapnya sebagai peluang dengan mendirikan kursusan khusus bahasa Mandarin di Kampung Inggris.

Baca juga: Mengenal Kampung Inggris di Pare Kediri, Tempat Terbaik Belajar Bahasa Inggris

Fikri Arrayansah (18), salah satu pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan, misalnya, jauh-jauh datang untuk mempelajari bahasa itu.

Tujuannya, sebagai bekal jika nantinya mencari pekerjaan di daerahnya.

“Orientasi saya masih belajar aja dulu. Nanti kalau nyari kerja biar mudah,” ujar Fikri saat ditemui Kompas.com di kawasan Kampung Inggris Kediri, 12 Februari 2025.

Alvelansyah (32), pemuda asal Sulawesi lainnya, justru sengaja datang ke Kampung Inggris khusus untuk belajar bahasa Mandarin sebagai modal mencari kerja.

Sebab, kata dia, rata-rata lowongan pekerjaan yang diutamakan adalah pekerja yang mempunyai keahlian berbahasa Mandarin.

Apalagi, keahlian itu juga turut mempengaruhi besaran gaji yang diterima.

“Kalau pekerja biasa gajinya paling kisaran Rp 4,8 juta sampai Rp 5 juta. Tapi kalau bisa bahasa Mandarin bisa menyentuh Rp 8 juta ke atas,” ungkap Alvelansyah.

Baca juga: Bus Kecelakaan di Tol Malang Sedang Bawa Rombongan Pelajar ke Kampung Inggris Kediri

Bidang pekerjaan yang membutuhkan skill bahasa tersebut menurutnya cukup luas, termasuk translator atau juru terjemah.

Oleh sebab itu, ia rela berhenti sejenak dari tempatnya bekerja untuk belajar bahasa Mandarin agar daya tawarnya sebagai pekerja semakin meningkat.

Dia menjadwalkan belajar selama 8 bulan dengan biaya total kisaran Rp 12 juta.

“Sebab di perusahaan tambang nikel, yang mempunyai kemampuan berbahasa Mandarin diprioritaskan,” katanya. 

Dua pelajar bahasa mandarin di Kampung Inggris Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tengah belajar di sela-sela istrahat siangnya, medio Februari 2025.KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Dua pelajar bahasa mandarin di Kampung Inggris Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tengah belajar di sela-sela istrahat siangnya, medio Februari 2025.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau