Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bojonegoro Keluhkan Bau Limbah Pabrik Rokok, Bikin Sesak Napas

Kompas.com, 12 Februari 2025, 05:30 WIB
Hamim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Warga Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan bau limbah yang diduga berasal dari pabrik rokok PT Putera Jaya Sakti Perkasa.

Bau limbah tersebut tercium warga yang tinggal di sekitar lokasi pabrik, mulai dari radius 500 meter hingga 1 kilometer, terutama di Desa Blongsong dan Desa Pasinan.

Tim Kompas.com yang menelusuri lokasi tersebut juga merasakan bau menyengat dari limbah pabrik rokok.

Kholis, seorang warga Desa Blongsong, mengungkapkan bahwa bau limbah mulai dirasakan sejak satu bulan lalu ketika pabrik rokok mulai berproduksi.

Baca juga: 75 Pekerja Pabrik Rokok di Bojonegoro Diduga Kesurupan Massal

"Baunya itu akan semakin menyengat saat produksi di siang hari, kita napas saja sampai terganggu," kata Kholis kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2025).

Titin, warga Karanggayam di Desa Blongsong, menambahkan bahwa setiap kali menghirup bau limbah pabrik yang muncul hampir setiap hari, dadanya merasakan sesak dan susah napas.

"Anak saya yang kecil ini kalau bau rokok itu pasti batuk, tiap hari batuk dan sudah enam kali periksa ke dokter sejak ada bau limbah menyebar," ungkap Titin kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Sejumlah warga yang tidak tahan dengan bau tajam limbah pabrik terpaksa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

"Iya pakai masker pak, nggak kuat baunya dari pabrik rokok itu loh," kata Erna, seorang warga Desa Pasinan, saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Erna menjelaskan bahwa bau limbah tersebut muncul setiap hari dan terkadang aromanya menyengat hingga membuat dada terasa sesak.

Baca juga: Asosiasi Pabrik Rokok Tolak PP 28 Tahun 2024 dan Aturan Turunannya

"Katanya warga yang kerja di pabrik situ, baunya terasa menyengat itu biasanya saat proses pencampuran tembakau dan saus rokok," ujarnya.

Menanggapi keluhan tersebut, perwakilan PT Putera Jaya Sakti Perkasa, Bambang Laras, membantah bahwa bau menyengat yang dikeluhkan warga berasal dari perusahaannya.

"Kalau secara tertulis atau warga datang sendiri, baru kami nanti bisa kroscek, betul nggak bau yang dirasakan warga itu berasal dari pabrik sini," kata Bambang Laras kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Sebelumnya, bau limbah yang berasal dari perusahaan pengolahan bahan rokok PT Sata Tec Indonesia juga dialami oleh warga Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi PT Sata Tec Indonesia mengalami pusing dan mual akibat menghirup bau limbah pabrik yang bocor dan menyebar ke pemukiman.

Aktivitas belajar mengajar di lembaga pendidikan sekitar pabrik tersebut terpaksa dihentikan karena terganggu bau limbah.

Saat ini, PT Sata Tec Indonesia ditutup sementara oleh pihak Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sambil menunggu proses pemenuhan kelengkapan perizinan untuk beroperasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau