Salin Artikel

Warga Bojonegoro Keluhkan Bau Limbah Pabrik Rokok, Bikin Sesak Napas

Bau limbah tersebut tercium warga yang tinggal di sekitar lokasi pabrik, mulai dari radius 500 meter hingga 1 kilometer, terutama di Desa Blongsong dan Desa Pasinan.

Tim Kompas.com yang menelusuri lokasi tersebut juga merasakan bau menyengat dari limbah pabrik rokok.

Kholis, seorang warga Desa Blongsong, mengungkapkan bahwa bau limbah mulai dirasakan sejak satu bulan lalu ketika pabrik rokok mulai berproduksi.

"Baunya itu akan semakin menyengat saat produksi di siang hari, kita napas saja sampai terganggu," kata Kholis kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2025).

Titin, warga Karanggayam di Desa Blongsong, menambahkan bahwa setiap kali menghirup bau limbah pabrik yang muncul hampir setiap hari, dadanya merasakan sesak dan susah napas.

"Anak saya yang kecil ini kalau bau rokok itu pasti batuk, tiap hari batuk dan sudah enam kali periksa ke dokter sejak ada bau limbah menyebar," ungkap Titin kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Sejumlah warga yang tidak tahan dengan bau tajam limbah pabrik terpaksa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

"Iya pakai masker pak, nggak kuat baunya dari pabrik rokok itu loh," kata Erna, seorang warga Desa Pasinan, saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Erna menjelaskan bahwa bau limbah tersebut muncul setiap hari dan terkadang aromanya menyengat hingga membuat dada terasa sesak.

"Katanya warga yang kerja di pabrik situ, baunya terasa menyengat itu biasanya saat proses pencampuran tembakau dan saus rokok," ujarnya.

Menanggapi keluhan tersebut, perwakilan PT Putera Jaya Sakti Perkasa, Bambang Laras, membantah bahwa bau menyengat yang dikeluhkan warga berasal dari perusahaannya.

"Kalau secara tertulis atau warga datang sendiri, baru kami nanti bisa kroscek, betul nggak bau yang dirasakan warga itu berasal dari pabrik sini," kata Bambang Laras kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Sebelumnya, bau limbah yang berasal dari perusahaan pengolahan bahan rokok PT Sata Tec Indonesia juga dialami oleh warga Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi PT Sata Tec Indonesia mengalami pusing dan mual akibat menghirup bau limbah pabrik yang bocor dan menyebar ke pemukiman.

Aktivitas belajar mengajar di lembaga pendidikan sekitar pabrik tersebut terpaksa dihentikan karena terganggu bau limbah.

Saat ini, PT Sata Tec Indonesia ditutup sementara oleh pihak Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sambil menunggu proses pemenuhan kelengkapan perizinan untuk beroperasi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/12/053028478/warga-bojonegoro-keluhkan-bau-limbah-pabrik-rokok-bikin-sesak-napas

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com