LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi, Selasa (11/2/2025).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, Gunung Semeru mengalami enam kali erupsi.
Namun, tiga kali erupsi di antaranya tidak dapat teramati secara visual karena gunung tertutup kabut.
Erupsi pertama terjadi pukul 07.11 WIB. Kolom abu dengan intensitas sedang teramati membumbung setinggi 700 meter dan mengarah ke utara.
Berikutnya, erupsi kembali terjadi secara berurutan pukul 07.56 WIB. Kolom abu teramati dengan intensitas sedang setinggi 800 meter dan mengarah ke utara.
Baca juga: Tarif Pendamping Pendaki Gunung Semeru: Edukasi atau Beban?
Terbaru, erupsi pukul 08.11 WIB. Kolom abu berwarna putih kelabu teramati membumbung setinggi 700 meter di atas puncak kawah mengarah ke utara.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 11 Februari 2025 pukul 07.56 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter diatas puncak," tulis petugas PPGA Semeru Liswanto dalam keterangan tertulis, Selasa (11/2/2025).
Sebagai informasi, dalam 24 jam terakhir atau pada Senin (10/2/2025) sejak pukul 00.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 55 kali.
Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Baca juga: Tuai Polemik, Syarat Wajib Pendamping bagi Pendaki Gunung Semeru Dievaluasi
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbau dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang