LUMAJANG, KOMPAS.com - Kebijakan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) yang mewajibkan para pendaki Gunung Semeru menggunakan jasa pendamping menuai kritik dari pecinta wisata minat khusus ini.
Pasalnya, tarif yang dikenakan kepada pendaki untuk jasa pendamping ini mencapai Rp 300.000 per hari untuk setiap kelompok yang berisikan maksimal 10 orang.
Banyak pihak yang mempertayankan peran pendamping tersebut. Tarif pendamping itu dinilai terlalu mahal.
Baca juga: 3 Kecamatan di Lereng Semeru Dilanda Hujan Abu, Dipicu Angin Kencang
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, mengatakan, kebijakan pendamping pendakian itu sedang dalam evaluasi. Saat ini, jalur pendakian Gunung Semeru masih ditutup karena cuaca ekstrem.
"Menurut Kepala Bidang Taman Nasional Wilayah II, Ranu Kumbolo ditutup karena cuaca ekstrem (hujan dan angin kencang) dan dikhawatirkan membahayakan pendaki. Sekaligus untuk evaluasi manajemen pendakian karena keluhan pendaki terkait pendamping," kata Yuli di Lumajang, Senin (10/2/2025).
Baca juga: Jumat Pagi, Gunung Semeru Alami 3 Kali Erupsi, Kolom Abu Setinggi 700 Meter
Menurut Yuli, fungsi pendamping sama seperti pemandu wisata. Mereka akan memberikan edukasi konservasi kepada para pendaki.
"Pendamping itu sama dengan guide yang salah satu tugasnya untuk memberikan edukasi konservasi," jelasnya.
Meski begitu, Yuli mengaku mempertimbangkan keluhan wisatawan tentang mahalnya tarif jasa pendamping dan tengah melakukan evaluasi bersama dengan TNBTS.
"Saat ini tugas pendamping ini sedang dievaluasi, apakah nanti akan ditambah tugas atau harganya diturunkan, nanti lihat hasil evaluasinya dari manajemen pendakian," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang