Editor
PONOROGO, KOMPAS.com - Sebanyak 46 warga dan 22 santri di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, keracunan usai memakan sate gulai pada Kamis (30/1/2025) malam. Mereka mengalami gejala pusing, mual, dan muntah.
46 warga RT 001, RW 001, Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, itu menyantap sate gulai dalam kegiatan selamatan zikir fida yang dilaksanakan di rumah Miswaji.
Sate gulai yang dimakan oleh warga dan santri itu berasal dari katering yang sama. Polisi sedang mendalami kasus tersebut.
“Nanti hasil laboratorium yang akan menjelaskan apakah penyebab warga mengalami keracunan atau hal lainnya,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hidajanto melalui pesan singkat Sabtu (1/2/2025).
Sementara itu, satu dari warga yang keracunan meninggal dunia. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Yasyfin Gontor.
Adapun dari 22 santri yang keracunan dirawat di Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo sebanyak 4 santri, dirawat di Puskesmas Bungkal sebanyak 3 santri, dan sebanyak 15 santri menjalani rawat jalan.
Baca juga: Duka di Balik Selamatan, Sate Gulai yang Berujung Maut di Ponorogo
Sementara itu, 41 saksi telah diperiksa dalam kasus keracunan sate gulai itu, termasuk pemilik katering yang menyuplai makanan tersebut.
“Yang kita mintai keterangan 41 saksi kami periksa, termasuk pemilik katering, karena penyedia katering sate gulai di dua tempat itu sama,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo saat ditemui di halaman Polres Ponorogo, Selasa (4/2/2025).
Andin menambahkan, dari kedua lokasi tempat warga diduga keracunan makanan, pihaknya telah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium di laboratorium kesehatan di Surabaya. Pihaknya masih menunggu hasil uji lab untuk mengetahui penyebab 68 warga mengalami keracunan makanan.
“Sampel makanan sudah diambil untuk dites di laboratorium kesehatan. Tinggal menunggu hasilnya kira-kira apa yang menjadi penyebab warga keracunan. Mana yang kira-kira zat yang menyebabkan keracunan,” imbuhnya.
Andin mengatakan, pemilik katering penyuplai sate gulai itu mengaku kaget. Sebab, dia sudah 20 tahun berjualan sate gulai.
"Pemilik katering kaget, tidak menyangka,” ujar Andin.
Andin menambahkan, pemilik katering telah berjualan sate gulai selama 20 tahun dengan resep yang sama.
“Selama kurang lebih 20 tahun, pemilik katering mengaku bumbu serta cara masaknya sama, tidak diubah. Tiba-tiba ada yang keracunan, itu membuat pemilik katering terkejut tersendiri,” imbuhnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang