Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan MBG Mundur, Zulkifli Hasan: Kalau Orientasinya Keuntungan Ya Tidak Cocok

Kompas.com, 3 Februari 2025, 16:30 WIB
Fitri Anggiawati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menanggapi mundurnya relawan Makan Bergizi Gratis (MBG) saat kunjungan kerja di Banyuwangi, Jawa Timur pada Senin (3/2/2025).

Bercermin dari hal tersebut, Zulhas mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi karena MBG merupakan sebuah pekerjaan besar.

“Ini pekerjaan besar, kalau ada salah-salah sedikit tentu akan kita rapikan. Kita evaluasi,” ujar Zulhas.

Baca juga: Pasutri Relawan Dapur Makan Bergizi Gratis di Sumenep Mengundurkan Diri karena Gaji Tidak Jelas

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, MBG adalah program untuk memajukan anak-anak Indonesia melalui pemenuhan gizi yang sesuai.

Oleh karena itu, menurutnya, tidak tepat jika relawan yang tergabung dalam program tersebut berorientasi pada keuntungan.

“Ini program untuk memajukan, mengembangkan anak-anak kita. Jadi kalau orientasinya sebesar-besarnya untuk mendapatkan keuntungan ya tidak cocok,” katanya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, sepasang suami istri (pasutri) yaitu Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48), warga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur memutuskan mundur sebagai relawan di dapur MBG karena ketidakjelasan pembayaran gaji.

Pasutri yang sehari-harinya menjalankan usaha warung nasi itu bertugas di bagian pemorsian dan penyayuran yang masing-masing mulai bekerja pada pukul 01.00 WIB dan 04.00 WIB.

Sebelum memundurkan diri, keduanya dipindahtugaskan ke bagian sekuriti dapur dan pemorsian, dan merasa jadwal kerja sebagai relawan MBG tak dapat menyesuaikan jadwal mereka menjalankan usaha warung nasi yang telah mereka rintis selama 13 tahun.

Baca juga: Upah Relawan yang Bekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis di Bawah UMK

Baik Farid maupun istrinya mengatakan bahwa sejak mengikuti pelatihan pada September 2024 hingga bekerja, tidak ada berkas resmi yang mengurai rincian gaji.

“Tidak ada sama sekali hitam di atas putih, Mas,” kata Farid kepada Kompas.com, Kamis (31/1/2025).

Farid juga pernah menanyakan langsung kepada Kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG) Mohammad Kholilur Rahman mengenai kepastian gaji saat berkunjung ke rumahnya pada 11 Januari 2025, tetapi tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Hingga hari pengunduran dirinya, dia tetap tidak tahu berapa besaran gaji yang akan diterima, bahkan setelah mengundurkan diri, tidak ada perwakilan dari SPPG Sumenep yang menghubunginya untuk klarifikasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau