Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengecer Elpiji 3 Kg di Banyuwangi Bingung Hadapi Regulasi Baru, Pilih Berhenti Jualan

Kompas.com, 3 Februari 2025, 06:07 WIB
Fitri Anggiawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah melarang pengecer menjual elpiji 3 kilogram mulai 1 Februari 2025. Pembelian elpiji subsidi itu hanya bisa dilakukan di pangkalan.

Menghadapi regulasi tersebut, pengecer elpiji di Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku bingung sebab tak tahu apa yang harus dilakukan. Sebagian ada yang menahan untuk tidak berjualan dulu.  Sebagian lainnya ada yang tetap berjualan dengan meminta syarat KTP pembeli.

“Ada yang datang ke sini bilang kalau pengecer tidak boleh jualan, saya bingung harus bagaimana,” kata Wiwin, pemilik warung yang juga pengecer elpiji di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi, Minggu (2/2/2025).

Baca juga: Dilarang Jual Elpiji 3 Kg, Pemilik Warung: Memangnya Pangkalan Bisa Jangkau Masyarakat?

Namun demikian, sementara waktu dia memilih untuk mengikuti regulasi yang ada dan tidak berjualan elpiji 3 kilogram. Dia menunggu langkah apa yang harus dilakukan agar dia diperbolehkan menjual kembali.

Kepada pedagang yang telanjur datang kepadanya, Wiwin selalu mengarahkan agar masyarakat membeli elpiji di pangkalan yang masih berada di wilayah yang sama.

Baca juga: Pelaku Usaha Laundry di Mataram Keluhkan Larangan Penjualan Gas Elpiji 3 Kilogram di Pengecer

Meski hari Minggu dan pangkalan libur, dia tetap tidak berjualan dan meminta masyarakat untuk menunggu pangkalan buka di hari Senin.

“Beli di pangkalan saja. Besok (Senin) kembali lagi ke sini,” pintanya, Minggu (2/2/2025).

Minta fotokopi KTP

Berbeda dengan Wiwin, pemilik warung di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Hartini meminta fotokopi KTP bagi siapa saja yang ingin membeli elpiji 3 kilogram di tokonya.

Dia mengatakan bahwa hal tersebut adalah permintaan pangkalan dan dia sementara waktu melakukan pembatasan penjualan hanya kepada lingkungan sekitar yang dia kenal.

“Pakai fotokopi KTP nanti disetor ke pangkalan,” ujarnya.

“Sebetulnya tidak boleh, tapi saya kasihan, warga kalau malam-malam kan jauh dari pangkalan, saya bolehkan beli di sini,” imbuhnya.

Kini, Hartini yang memiliki total 18 tabung elpiji di tokonya mengatakan bahwa dia masih mendapatkan pasokan dari pangkalan di Kecamatan Kalipuro yang masih saudaranya sendiri.

Terkait bagaimana nanti proses yang harus dilalui agar diizinkan kembali, dia akan mengikuti aturan. Namun, jika aturan tersebut dirasa rumit, dia memutuskan akan berhenti berjualan elpiji.

“Saya slow saja, tidak jualan elpiji tidak masalah, toko saya masih jalan. Tapi yang kasihan kan masyarakat yang tinggalnya jauh dari pangkalan,” tuturnya.

Pengecer cukup penting

Sementara itu, Santi, pemilik pangkalan elpiji di Kelurahan Klatak, Banyuwangi, berujar bahwa keberadaan pengecer cukup penting bagi usahanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau