BANYUWANGI, KOMPAS.com - Setiap profesi memiliki cerita uniknya sendiri, begitu pula yang dialami Asnan, seorang staf pemadam kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebagai petugas damkar, Asnan bersama regunya yang terdiri dari delapan orang tidak hanya bertugas memadamkan api, tetapi juga melakukan berbagai misi evakuasi, seperti menyelamatkan ular, kucing, atau bahkan pohon tumbang.
Baca juga: Kisah Petugas Damkar Pekanbaru, Disuruh Ibu-ibu untuk Menangkap Setan
Namun, pengalaman yang dialaminya selama 14 tahun bertugas ternyata jauh lebih beragam dan tak terduga.
Baca juga: Tak Melulu soal Api, Damkar Surabaya Pernah Diminta Usir Kecoak dari Kamar Kos
Suatu malam sekitar pukul 01.00 WIB, Asnan menerima telepon darurat yang meminta bantuan untuk menangkap maling di Banjarsari.
Menurutnya, warga sering kali menghubungi Damkarmat Banyuwangi untuk hal-hal yang jauh di luar tugas pemadaman kebakaran.
Baca juga: Cerita Damkar di Bandung, Tangani Piercing Tersangkut dan Kepala Masuk Kaleng
Maling tersebut, yang bersembunyi di lorong sempit dekat aliran sungai, terus bertahan selama dua jam untuk menghindari amukan warga.
Warga akhirnya meminta bantuan petugas damkar untuk menyelamatkan nyawa maling tersebut, serta memastikan bahwa proses hukum dapat dilakukan.
“Mungkin masyarakat sangat percaya sama damkar, tidak laporan, tapi ada yang langsung datang ke kami,” kata Asnan, Rabu (29/1/2025), saat ditemui Kompas.com.
Selain itu, ada pengalaman unik lain yang tak terlupakan oleh Asnan.
Suatu malam, sepasang suami istri paruh baya datang ke kantor Damkarmat Banyuwangi yang terletak di Jalan Tiga Berlian, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi.
Mereka meminta petugas damkar untuk menasihati anak mereka yang sering minum-minuman keras di sebuah tempat.
“Saya sudah lapor Pak RT, sudah lapor Pak Lurah, tidak kena (tak berubah). Tolong Pak Damkar, saya pokoknya maunya anak saya dinasehati Pak Damkar,” ucap Asnan menirukan permintaan warga tersebut.
Karena bukan kewenangan petugas damkar, Asnan dengan bijak menjelaskan kepada pasangan tersebut bahwa tugas mereka hanya untuk menangani situasi yang berhubungan dengan evakuasi dan keselamatan.
Meskipun seringkali dihadapkan dengan permintaan di luar tugasnya, Asnan menegaskan bahwa Damkarmat Banyuwangi siap melayani masyarakat kapan pun dibutuhkan, selama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
"Kami tidak menerima imbalan apa pun, itu sudah menjadi SOP (Standard Operating Procedure) kami," tambahnya.
Untuk membaca lebih banyak cerita unik seputar kisah petugas damkar, klik di sini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang