Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Berbagai Barang dalam Koper Berisi Mayat Wanita di Ngawi

Kompas.com, 24 Januari 2025, 09:34 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Pihak kepolisian menemukan berbagai macam barang di dalam koper merah berisi jasad wanita telanjang korban mutilasi yang ditemukan di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

Barang-barang yang ditemukan dalam koper itu dijadikan alat bukti untuk mengungkap identitas korban dan pelaku.

Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, yang dikonfirmasi Jumat (24/1/2025), menyatakan ada berbagai aksesori yang ditemukan polisi dalam koper merah berisi jasad wanita korban mutilasi.

“Di dalam koper itu kami menemukan gelang tali warna hitam di mana ada lingkaran menyerupai emas, tali kuncir rambut, dan rok warna hitam ukuran L,” kata Joshua.

Baca juga: Otopsi Mayat Perempuan Dalam Koper di Ngawi, Ada Tindik di Atas Pusar

Tak hanya itu, kata Joshua, polisi menemukan sepasang sandal merek Chungkus berpola Dior, selimut atau bed cover bermotif lurik garis-garis.

Sementara untuk koper berwarna merah bermerk Reindit dan koper merah jambu merek Reindit.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Wanita Korban Mutilasi Dalam Koper di Ngawi

Joshua menambahkan, di dalam koper merah itu ditemukan tali sumbu warna putih dan tali tas warna hitam.

Tali sumbu warna putih digunakan pelaku untuk mengikat kaki dan tangan korban, sementara tali tas warna hitam digunakan untuk mengikat kedua tangan korban.

Dari barang bukti yang ditemukan, Joshua berharap ada keluarga korban atau pihak lain yang mengenali.

Dengan demikian, dapat membantu polisi mengungkap identitas korban untuk menangkap pelaku mutilasi.

Barang bukti yang diamankan ada koper merah, tali sumbu warna putih untuk ikat kaki dan tangan korban, selimut motif garis-garis, sandal merek Chungkus berpola Dior, tindik warna perak atau emas putih, dan tali tas warna hitam yang digunakan untuk mengikat tangan korban.

Diberitakan sebelumnya, Satuan Reskrim Polres Ngawi mengungkap hasil otopsi mayat perempuan korban mutilasi yang ditemukan dalam koper merah di selokan dekat tempat pembuangan sampah Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, yang dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/1/2025), menyatakan otopsi mayat perempuan korban mutilasi sudah selesai.

Harapannya, ada keluarga korban yang mengenali dari ciri-ciri yang disampaikan polisi.

Joshua menyatakan hasil otopsi dan pengamatan fisik korban berjenis kelamin perempuan dengan usia antara 20 hingga 30 tahun.

“Dari ciri-ciri mayat korban yang kami amati, korban seorang perempuan dengan tinggi badan 152 cm, usia 20 sampai 30 tahun, dan warna kulit kuning langsat mengarah putih,” ujar Joshua.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau