NGANJUK, KOMPAS.com – Pasangan suami istri berinisial RH (38) dan PF (43), warga Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur syok.
Mereka tak menyangka anak kembarnya yang kurang lebih berusia setahun ditemukan tewas terapung di kolam ikan depan rumah mereka.
“Yang pasti (orangtua) syok,” kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor (Kasi Humas Polres) Nganjuk Ajun Komisaris Polisi (AKP) Supriyanto, kepada Kompas.com, Senin (13/1/2025).
Baca juga: Orangtua Tidur Siang, Balita Kembar Meninggal Terapung di Kolam Ikan Depan Rumah
Supriyanto menuturkan, kedua orangtua balita kembar tersebut merasa bersalah.
Apalagi, saat kejadian, mereka tengah tidur siang di dalam rumah.
“Namanya orangtua, yang jelas dia syok. Kok bisa terjadi seperti ini,” tutur Supriyanto.
Menurut dia, kedua orangtua korban telah membuat surat pernyataan dan menganggap bahwa insiden ini sebagai musibah.
Mereka sudah menerima kejadian tersebut.
“(Kasusnya) ya sudah selesai, tidak ada (proses hukum selanjutnya),” ucapnya.
“Ini murni kecelakaan,” kata Supriyanto.
Diberitakan sebelumnya, balita kembar ditemukan tewas terapung di kolam ikan depan rumahnya di Desa Babadan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (10/1/2025) pukul 14.00 WIB.
Baca juga: Kronologi Tragedi Balita Kembar di Nganjuk Meninggal di Kolam Depan Rumah, Orang Tua Tidur Siang
Balita kembar tersebut ialah Dewi Izzi Humaira dan Dewi Azza Azura.
Saat kejadian, kedua orangtuanya tengah tidur siang di dalam rumah.
Orang yang pertama kali mengetahui kejadian ini ialah Suhartini (47), yang masih famili dengan kedua korban.
Baca juga: Kisah Tragis Balita Kembar Meninggal di Kolam Ikan Depan Rumah Saat Orangtuanya Tidur Siang
Mengetahui hal itu, Suhartini memberitahukan kepada saksi lainnya, Kasmidi (53).
Mereka lantas berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.
“Mendengar teriakan itu, kedua orangtua korban yang saat itu tidur siang berlari ke depan rumah, lalu mengangkat (kedua korban) dari kolam ikan, dan membawa kedua anaknya ke Klinik Fifa Husada,” kata Supriyanto, Sabtu (11/1/2025) lalu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang