PACITAN, KOMPAS.com - Sebanyak delapan rumah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengalami kerusakan akibat tanah gerak.
Sebagian besar kerusakan terjadi pada lantai, serta dinding bangunan yang retak, Rabu (11/12/2024).
Delapan rumah warga yang rusak akibat tanah gerak terjadi di Dusun Salam, Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung, Pacitan.
Baca juga: Tanah Bergerak di Sukabumi, Ribuan Warga Mengungsi dan Harapkan Bantuan
Delapan rumah di wilayah tersebut mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Bencana tanah gerak yang mengakibatkan rumah warga rusak tersebut terjadi pada Selasa (10/12/2024) malam, setelah hujan deras mengguyur wilayah Pacitan secara terus-menerus.
"Tanah retak ini terjadi pada malam hari Selasa (10/12/2024) setelah hujan mengguyur dengan intensitas sedang hingga lebat," terang Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Radite Suryo Anggono, di lokasi kejadian tanah gerak, Rabu (11/12/2024).
Sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian lantai yang retak hingga amblas, serta dinding bangunan yang retak-retak.
"Pas kejadian, itu terdengar suara gemletak. Kami langsung melihat, ternyata lantai hingga dinding retak," terang salah satu pemilik rumah yang rusak, Sujito.
Saat ini, para pemilik rumah yang terdampak tanah gerak mengungsi ke rumah kerabatnya yang lebih aman.
Mereka khawatir, apabila turun hujan, kerusakan akibat tanah gerak semakin parah.
"Untuk tidur, kami mengungsi di tempat saudara yang tidak jauh. Kalau siang, kami pulang ke rumah sambil memantau keadaan," terang Sujito.
"Soale masih sering terdengar suara gemletak," sambung Sujito.
Atas kejadian tersebut, BPBD Pacitan melakukan pemantauan kerusakan secara berkala.
Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan darurat kepada warga yang terdampak, berupa paket makanan, terpal, serta kebutuhan pokok lainnya.
"Sekaligus kami serahkan bantuan darurat bagi para warga yang terdampak," terang Radite Suryo.
Baca juga: BNPB Minta Sukabumi Siapkan Lahan Relokasi Warga Korban Tanah Bergerak
Pihak BPBD Pacitan juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait hingga pemerintah provinsi, apabila dilakukan rencana relokasi terhadap warga yang terdampak.
"Kami akan lakukan koordinasi terlebih dahulu terkait rencana relokasi," terang Radite.
Diimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada menghadapi segala potensi bencana hidrometeorologi di akhir tahun 2024 ini.
"Diimbau kepada warga agar tetap waspada dan tidak panik menghadapi segala potensi bencana," terang Radite.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang