Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Jadi Korban Kekerasan Usai Liput Dugaan Praktik Politik Uang dalam Pilkada Kota Blitar

Kompas.com, 27 November 2024, 15:05 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang wartawan senior Blitar, Prawoto S (55), menjadi korban intimidasi dan kekerasan dari sekelompok orang usai meliput dugaan praktik politik uang dalam Pilkada Kota Blitar.

Sekelompok orang yang diduga pendukung salah satu pasangan calon kepala daerah (paslon) dalam Pilkada Kota Blitar 2024 itu juga sempat merebut ponsel milik seorang wartawan lainnya yang bersama Prawoto turut meliput.

Mengalami luka memar pada wajah dan dada, Prawoto memutuskan untuk melaporkan peristiwa yang dia alami ke SPKT Polres Blitar Kota pada Rabu (27/11/2024) dini hari.

“Sebenarnya saya menunggu itikad baik mereka meminta maaf. Tapi sampai tengah malam tadi tidak ada permintaan maaf," ujar Prawoto kepada awak media tentang keputusannya melapor, Rabu.

Baca juga: Bawaslu Magelang Catat 11 Laporan Politik Uang, Ada PTPS dan KPPS Bagi-bagi Amplop

“Apalagi teman-teman jurnalis Blitar juga mendesak saya untuk melaporkan aksi kekerasan ini. Kita tidak ingin ini menjadi preseden buruk di dalam kehidupan pers di Blitar ke depan jika kita biarkan,” imbuhnya.

Menurut Prawoto, insiden itu berawal dari dirinya bersama 4 jurnalis lainnya menunggu pengurus HIPMI Kota Blitar yang akan menyatakan sikap netral lembaga dalam Pilkada Kota Blitar.

Di tengah waktu menunggu kedatangan pengurus HIPMI, disampaikan informasi akan adanya pembagian sembako kepada warga di satu lokasi di Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Bllitar oleh tim salah satu paslon dalam Pilkada Kota Blitar pada Selasa (26/11/2024) siang.

Ia bersama sejumlah wartawan lainnya bergerak ke lokasi yang dimaksud. Namun sejumlah orang menghalang-halangi upaya melakukan peliputan di lokasi.

“Mereka minta kami tidak melanjutkan peliputan dan mengancam akan mendatangkan massa. Kami diminta meninggalkan lokasi dan kami turuti,” tuturnya.

Prawoto bersama tiga jurnalis lain akhirnya meninggalkan lokasi menuju ke Jalan Merapi, Kota Blitar yang merupakan kediaman seseorang yang sebelumnya memberikan informasi adanya dugaan praktik politik uang tersebut.

Baca juga: Timses Supian-Chandra Laporkan Dugaan Politik Uang Serangan Fajar ke Bawaslu Depok

Tak lama kemudian, ujar Prawoto, sekitar 10 orang atau lebih mendatangi lokasi di mana dirinya sedang membahas pengusiran yang baru saja dialami.

Dengan dalih kedatangan Prawoto dan tiga jurnalis telah mengganggu, beberapa dari sekelompok orang tersebut mendorong dan memukul Prawoto pada beberapa bagian tubuhnya termasuk wajah dan dada.

Di tengah aksi kekerasan terhadap Prawoto sedang berlangsung, seseorang dari sekelompok orang itu merebut ponsel salah satu jurnalis yang merekam aksi kekerasan itu.

Sebelum sekelompok orang itu akhirnya meninggalkan lokasi kejadian, mereka memaksa salah seorang jurnalis menghapus rekaman video di ponselnya.

Menyikapi insiden itu, Ketua PWI Blitar Raya Irfan Anshori melalui siaran pers yang diterima Kompas.com mengecam aksi intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan yang terjadi pada Selasa sekitar pukul 16.30 WIB itu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau