Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuding Untungkan Paslon Tunggal, Ratusan Warga Kota Pasuruan Kirimi Keranda ke Kantor KPU dan Bawaslu

Kompas.com, 21 November 2024, 20:18 WIB
Moh. Anas,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan warga Kota Pasuruan menggelar aksi demonstrasi di Kantor KPU dan Bawaslu pada Kamis, 21 November 2024.

Mereka menilai kinerja KPU dalam sosialisasi pemilihan umum menguntungkan pasangan calon tunggal, Adi Wibowo - Mokhamad Nawawi.

Selain itu, mereka juga mendesak Bawaslu mencegah potensi praktik politik uang menjelang pemungutan suara yang dijadwalkan pada 27 November 2024.

Aksi demonstrasi yang dilakukan warga yang tergabung dalam Forum Penyelamat Demokrasi Kota Pasuruan ini ditandai dengan membawa dua replika keranda.

Baca juga: Lawan Kotak Kosong, Paslon Pilkada Pasuruan Siapkan Dana Rp 690 Juta

Mereka menekankan bahwa pemilihan wali kota dan wakil wali kota yang hanya diikuti paslon tunggal merupakan simbol kematian demokrasi.

Para demonstran menyebutkan bahwa selama masa kampanye, KPU Kota Pasuruan dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) hanya membawa satu pasangan calon.

"Harusnya KPU menjelaskan secara fair bahwa pemilih juga dapat memilih kotak kosong jika tidak memilih paslon," ungkap Ayi Suhaya, koordinator aksi.

Selain itu, mereka juga menuduh bahwa hibah anggaran untuk Pilkada Kota Pasuruan sebesar Rp 20,3 miliar tidak transparan dan hanya menguntungkan paslon tunggal.

Mereka menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk pengadaan alat peraga kampanye (APK) dan bahan kampanye (BK), tidak dilakukan secara adil.

Menanggapi tudingan tersebut, Ketua KPU Kota Pasuruan, Nanang Abidin, menjelaskan bahwa sosialisasi yang dilakukan pihaknya telah sesuai dengan regulasi.

Baca juga: Debat Pilkada Pasuruan, 48 Anggota DPRD Datang tapi Dilarang Teriak

Ia menegaskan bahwa KPU tidak dapat memfasilitasi kotak kosong jika pelaksanaan pilkada hanya diikuti oleh satu paslon.

"APK dan bahan kampanye hanya bisa memfasilitasi paslon saja. Sedangkan penggunaan anggaran hibah, kami sudah menyelesaikan 80 persen, tinggal menyisakan pembayaran honor KPPS hingga tahapan pilkada berakhir," ujar Nanang.

Tidak puas dengan jawaban KPU, para pedemo melanjutkan aksi mereka ke Kantor Bawaslu Kota Pasuruan.

Setiba di sana, mereka mendesak agar pengawas pemilu serius mencegah dan menangkap pelaku praktik politik uang, yang mereka anggap rentan terjadi menjelang pemungutan suara.

"Jangan pernah ragu. Tangkap pelaku dan proses hukum. Jangan hanya berwacana," tegas Ayi Suhaya.

Baca juga: Pilkada Pasuruan, Paslon Tunggal Adi-Nawawi Terima APK Gratis dari KPU

Meskipun para demonstran menyuarakan tuntutan mereka dengan keras, anggota Bawaslu Kota Pasuruan, Akhmad Marta Affandi, memilih tidak memberikan tanggapan.

Akhirnya, massa meninggalkan lokasi dengan rasa kecewa, meletakkan replika keranda di depan pintu gerbang kantor Bawaslu yang dijaga aparat kepolisian.

Mereka juga menyesalkan ketidakhadiran Ketua Bawaslu Kota Pasuruan, Vita Suci Rahayu, saat demo ketiga tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau