Salin Artikel

Tuding Untungkan Paslon Tunggal, Ratusan Warga Kota Pasuruan Kirimi Keranda ke Kantor KPU dan Bawaslu

Mereka menilai kinerja KPU dalam sosialisasi pemilihan umum menguntungkan pasangan calon tunggal, Adi Wibowo - Mokhamad Nawawi.

Selain itu, mereka juga mendesak Bawaslu mencegah potensi praktik politik uang menjelang pemungutan suara yang dijadwalkan pada 27 November 2024.

Aksi demonstrasi yang dilakukan warga yang tergabung dalam Forum Penyelamat Demokrasi Kota Pasuruan ini ditandai dengan membawa dua replika keranda.

Mereka menekankan bahwa pemilihan wali kota dan wakil wali kota yang hanya diikuti paslon tunggal merupakan simbol kematian demokrasi.

Para demonstran menyebutkan bahwa selama masa kampanye, KPU Kota Pasuruan dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) hanya membawa satu pasangan calon.

"Harusnya KPU menjelaskan secara fair bahwa pemilih juga dapat memilih kotak kosong jika tidak memilih paslon," ungkap Ayi Suhaya, koordinator aksi.

Selain itu, mereka juga menuduh bahwa hibah anggaran untuk Pilkada Kota Pasuruan sebesar Rp 20,3 miliar tidak transparan dan hanya menguntungkan paslon tunggal.

Mereka menyebutkan bahwa kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk pengadaan alat peraga kampanye (APK) dan bahan kampanye (BK), tidak dilakukan secara adil.

Menanggapi tudingan tersebut, Ketua KPU Kota Pasuruan, Nanang Abidin, menjelaskan bahwa sosialisasi yang dilakukan pihaknya telah sesuai dengan regulasi.

Ia menegaskan bahwa KPU tidak dapat memfasilitasi kotak kosong jika pelaksanaan pilkada hanya diikuti oleh satu paslon.

"APK dan bahan kampanye hanya bisa memfasilitasi paslon saja. Sedangkan penggunaan anggaran hibah, kami sudah menyelesaikan 80 persen, tinggal menyisakan pembayaran honor KPPS hingga tahapan pilkada berakhir," ujar Nanang.

Tidak puas dengan jawaban KPU, para pedemo melanjutkan aksi mereka ke Kantor Bawaslu Kota Pasuruan.

Setiba di sana, mereka mendesak agar pengawas pemilu serius mencegah dan menangkap pelaku praktik politik uang, yang mereka anggap rentan terjadi menjelang pemungutan suara.

"Jangan pernah ragu. Tangkap pelaku dan proses hukum. Jangan hanya berwacana," tegas Ayi Suhaya.

Meskipun para demonstran menyuarakan tuntutan mereka dengan keras, anggota Bawaslu Kota Pasuruan, Akhmad Marta Affandi, memilih tidak memberikan tanggapan.

Akhirnya, massa meninggalkan lokasi dengan rasa kecewa, meletakkan replika keranda di depan pintu gerbang kantor Bawaslu yang dijaga aparat kepolisian.

Mereka juga menyesalkan ketidakhadiran Ketua Bawaslu Kota Pasuruan, Vita Suci Rahayu, saat demo ketiga tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/21/201836378/tuding-untungkan-paslon-tunggal-ratusan-warga-kota-pasuruan-kirimi-keranda

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com